REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebakaran hutan telah menjadi bencana menahun khususnya di Riau. Jika hal ini terus dibiarkan dan tidak ada solusi permanen, bisa jadi investor takut berinvestasi di provinsi tersebut.
"Membuka lahan gambut untuk investasi juga bisa jadi blunder," ujar Forest Campaigner Manager Greenpeace, Kiki Taufik saat konprensi pers di Morrisey Hotel. Rabu (28/9).
Ia mengatakan pemerintah harus serius menangani masalah pembakaran hutan. Ia juga mengatakan Greenpeace berkomitmen untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang punya komitmen melindungi lahan gambut.
Lembaga ini akan mengawasi perusahaan dengan komitmen tersebut dengan melakukan pengecekan berkala di lapangan. Perusahaan wajib memantau potensi titik api yang ada di wilayah konsesinya. Hasil pengawasan ini akan dipublikasikan oleh Greenpeace.
Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir kerugian ekonomi akibat kebakaran yang terjadi di awal tahun mencapi sekitar Rp 20 triliun. Kerugian tersebut baru dihitung dari sisi bisnis dan ekonomi.
Kebakaran juga menyebabkan kerugian dari sisi kesehatan. Greenpeace menyebutkan setiap tahun sebanyak 110 ribu orang meninggal di Asia Tenggara akibat kebakaran hutan.