REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga ayam dan telur dinilai wajar. Sejak selama ini harga ayam dan telur dijual dibawah harga yang ditetapkan pemerintah.
Ketua Umum Pusat Informasi Pasar Unggas Nasional (Pinsar) Hartono mengatakan harga ayam dan telur sedang dipulihkan. Sejak bulan Oktober 2013, peternak berakrobat menyesuaikan diri agar harga di tingkat konsumen tidak melambung. "Sejak Oktober kami terkena masalah, sehingga harus menjual di bawah harga pokok produksi," ujarnya kepada ROL, Selasa (27/5).
Masalah tersebut yaitu kenaikan harga pakan dan vaksi ternak. Kenaikan unsur-unsur produksi ini mencapai 20 persen. Sedangkan peternak hanya mampu menaikkan harga pokok produksi hingga 15 persen.
Pada periode awal Juli hingga September 2013, harga daging ayam di peternak mencapai Rp 21.900 per kilogram (kg). Lalu harga telur tertinggi di tingkat peternak mencapai Rp 18.900 per kg.
Saat ini harga ayam hidup di tingkat peternak yaitu Rp 18.100 per kg. Sementara harga telur sebesar Rp 17 ribu per kg. "Kalau mau layak, harga ayam itu Rp 20 ribu per kilogram di tingkat peternak dan Rp 23-24 ribu di eceran," kata Hartono.
Jika harga daging ayam bisa mencapai Rp 22 ribu per kg, maka konsumen akhir bisa membeli dengan harga Rp 38 ribu per kg. Untuk telur, harga yang dirasa ideal adalah Rp 20 ribu per kg di tingkat peternak. Konsumen akhir bisa membeli telur dengan harga Rp 23 ribu-Rp 24 ribu per kg.