Ahad 25 May 2014 20:45 WIB
Koperasi Nasional

Ini Salah Satu Syarat Penerapan Ekonomi Kerakyatan

Teller melayani nasabah di Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Syariah, Jakarta, Rabu(7/5).
Foto: Republika/Prayogi
Teller melayani nasabah di Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa Syariah, Jakarta, Rabu(7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Koperasi adalah soko guru perekonomi nasional. Namun, peran koperasi saat ini masih belum banyak dan diketahui masyarakat. Padahal, kemajuan koperasi merupakan salah satu syarat keberhasilan penerapan ekonomi kerakyatan.

Maka itu, masyarakat kecil harus terus diedukasi untuk memanfaatkan koperasi sebagai bagian dari penopang perkonomian masyarakat. Selain menawarkan kesejahteraan bersama antar anggota, koperasi memiliki kemudahan dalam mengakses permodalan jika dibandingkan dengan bank konvensional.

 

Ketua Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Prima, HM Nurzubaedi, mengatakan hal tersebut di sela jalan sehat HUT ke-14 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Artha Prima, di Kampoeng Rawa, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Ahad (25/5). Menurutnya, saat ini hampir 80 persen lembaga perbankan yang ada di Indonesia, sudah dikuasai oleh pemodal asing.

 

Hal inilah yang menjadi faktor keberpihakan kepada para pelaku usaha mikro tidak maksimal. “Terutama kesempatan pelaku usaha mikro dalam memperoleh akses modal usaha dari perbankan,” jelasnya.  

 

Koperasi, yang didirikan dengan semangat kegotongroyongan dan merupakan soko guru perekonomian rakyat, memiliki kesempatan untuk ‘mengisi’ ruang ini. Karena itu, kata dia, edukasi kepada masyarakat untuk bergabung dalam koperasi menjadi sangat penting sebagai solusi alternative bagi permudalan usaha mikro.

 

KSP Artha Prima, lanjut Edi --panggilan akrab Nurzubaedi, tiap tahun terus menggenjot keanggotaan baru bagi warga Ambarawa dan Kabupaten Semarang.

 

Sejauh ini, tiap tahun koperasi ini mampu menambah 5.000 anggota baru. Meningkatnya anggota baru itu dikarenakan melalui edukasi langsung kepada masyarakat dan berbagai kegiatan yang melibatkan masyarakat banyak, seperti jalan sehat massal.

 

Kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk edukasi dan pengenalan koperasi. Harapannya, masyarakat akan lebih banyak yang menjadi anggota dan menabung. Sehingga penambahan anggota baru tidak hanya 5.000 anggota per tahun. “Namun (ditargetkan) mampu menembus 6.000 bahkan 7.000 anggota baru per tahun,” harap dia.

 

Tahun ini, keberadaan koperasi ini bersama petani dan masyarakat Ambarawa sudah memasuki tahun ke-14. Per Mei 2014, jumlah anggota KSP Artha Prima mencapai 200 ribu lebih anggota.

 

Dengan asumsi tiap anggota memiliki dana Rp 100 ribu saja, maka koperasi ini mampu menghimpun dana mencapai Rp 200 miliar. “Dana ini dapat diputar untuk menggerakkan perekonomian mikro sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” pungkas Edi. n bowo pribadi ed: zaky al hamzah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement