Jumat 23 May 2014 10:59 WIB

Genjot Ekspansi, Air Asia Targetkan 85 Persen 'Seat Load Factor'

Rep: Niken Paramita/ Red: Nidia Zuraya
Air Asia. Ilustrasi
Foto: Air Asia
Air Asia. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Maskapai penerbangan berbiaya murah Air Asia menargetkan tingkat keterisian penumpang (seat load factor) menjadi 85 persen dalam dua tahun ke depan. "Tujuan saya adalah untuk meningkatkan ke 85 persen dari saat ini 81 persen. Dua tahun ke depan kami mampu untuk mencapai itu," ujar CEO Air Asia Tony Fernandes dalam World Economic Forum on East Asia di Manila yang dilansir Reuters, Jumat (23/5).

Selain itu, Air Asia juga berencana untuk melancarkan ekspansi bisnisnya di beberapa negara di Asia. Air Asia, lanjut Fernades, melihat peluang pertumbuhan yang besar di Filipina, India dan Jepang. Di India, Fernandes menargetkan mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun ini setelah meluluskan izin operasional dari pengadilan Delhi bulan ini.

Pada Selasa (20/5) lalu, Air Asia melaporkan laba bersih di kuartal pertama naik 33 persen menjadi 139,7 juta ringgit Malaysia. Fernandes optimis perusahaannya tetap tumbuh positif dan akan membukukan pertumbuhan yang kuat di semester kedua tahun ini dan di 2015 mendatang meski di tahun fiskal sebelumnya perusahaan sempat mengalami penurunan.

Di tahun fiskal lalu Air Asia mencatatkan kemerosotan keuntungan hingga 55 persen di tengah pergerakan mata uang dan persaingan yang ketat. Di Filipina dan Indonesia perusahaan berhasil menekan potensi kerugian dengan merasionalisasikan rute dan memotong beban biaya.

Di Filipina, Air Asia juga berencana untuk meningkatkan investasi sebesar 100 juta dolar AS setelah mengantongi izin dari kongres atas kontrol penuh mitra lokalnya. "Kami siap untuk berinvestasi, kami siap untuk membangun," kata Fernandes.

Tahun ini, Air Asia berencana untuk menjual 12 armada pesawatnya. Sebuah langkah yang memungkinkan perusahaan mendapat keuntungan sebesar 500 juta ringgit Malaysia. "Pesawat kami banyak dicari. Saat ini kami sudah memiliki jumlah pesawat yang cukup. Kita tidak akan menjualnya lagi," kata Fernandes.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement