REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (20/5) bergerak melemah menjadi Rp 11.436 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 11.419 per dolar AS.
"Rupiah bergerak melemah namun cenderung terbatas setelah sempat stagnan di awal sesi perdagangan valuta asing pagi ini," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (20/5).
Ia mengatakan bahwa masih adanya potensi konflik di Ukraina membuat permintaan atas aset safe haven seperti dolar AS menunjukkan peningkatan. Dari dalam negeri, lanjut dia, adanya kepastian dari pendeklarasian para pasangan calon presiden dan calon wakil presiden diharapkan dapat menopang mata uang rupiah.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa dana asing yang juga masih cukup masif masuk ke pasar keuangan domestik seperti saham dan surat utang dapat menjadi sentimen positif bagi mata uang domestik. "Kuatnya dana asing akan meningkatkan permintaan rupiah sehingga potensi penguatannya masih terbuka," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa setelah mengalami penguatan yang cukup signifikan, pelemahan rupiah terhadap dolar AS pada hari ini cukup wajar dan itu merupakan koreksi sehat. "Ke depan, masih cukup ruang bagi mata uang rupiah untuk kembali menguat seiring dengan fundamental perekonomian domestik yang masih cukup baik sehingga akan menarik perhatian investor global masuk ke aset-aset di dalam negeri," katanya.