Senin 19 May 2014 19:08 WIB

Kekosongan Direksi Tak Ganggu Kinerja Bank BJB

Rep: Sandy Ferdiana/ Red: Joko Sadewo
Bank BJB plans to expand its business to South Africa after National African Federated Chamber of Commerce and Industry (NAFCOC) offers Bank BJB to open a new branch in South Africa. (illustration)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bank BJB plans to expand its business to South Africa after National African Federated Chamber of Commerce and Industry (NAFCOC) offers Bank BJB to open a new branch in South Africa. (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Serikat Karyawan (Sekar) Bank BJB memastikan kinerja operasional Bank BJB tidak terganggu dengan keluarnya tiga direksi Bank BJB sejak 9 Mei 2014.

Untuk semakin memaksimalkan kinerjanya, Sekar Bank BJB meminta kursi direksi yang kosong segera diisi oleh bankir profesional yang berorientasi pada bisnis bank.

Dalam berita sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan surat keputusan yang menyatakan tiga direksi Bank BJB tidak lolos dalam fit and profer test. Sejak 9 Mei 2014, ketiga direksi itu oleh OJK disarankan tidak lagi menjadi pejabat eksekutif Bank BJB. Ketiga mantan direksi itu, yakni Bien Subiantoro (Dirut), Arie Yulianto (Direktur Konsumer), dan Djamal Muslim (Direktur Operasi).

Ketua Umum Sekar Bank BJB Agoes Jajat Ma’soem mengatakan, sejak kekosongan tiga direksi tersebut, pelayanan Bank BJB tetap berjalan normal. Seluruh karyawan Bank BJB, kata dia, tetap bekerja maksimal dalam memberikan pelayanan.

Menurut dia, seluruh kinerja karyawan Bank BJB selalu mengedepankan service excellence bagi para nasabahnya. ‘’Kinerja kami tetap berlandaskan GCG (good corporate governance),’’ ujar Agoes seusai memimpin musyawarah Sekar Bank BJB, akhir pekan lalu.

Agoes menyatakan, kinerja Bank BJB saat ini tumbuh positif. Nilai asetnya pun, sambung dia, mencapai Rp 81,8 triliun per April 2014. Sementara pada 2010, nilai aset Bank BJB hanya Rp 43,4 triliun.

Bahkan, akhir 2013 Bank BJB berhasil membukukan laba sebesar Rp 1,3 triliun. Memasuki triwulan pertama 2014, laba yang dibukukan Bank BJB mencapai Rp 326 miliar.

Untuk membawa Bank BJB ke arah yang lebih baik, tegas Agoes, maka calon direksi Bank BJB harus berasal dari figur profesional. Proses pemilihan direksi Bank BJB, menurut dia, harus dilakukan secara objektif, transparan, dan bebas dari intervensi politik.

Selain itu, calon direksi Bank BJB pun harus berasal dari figur yang memiliki pengalaman dalam mengelola bank. Lebih khusus lagi, tutur Agoes, figur yang memiliki pengalaman dalam berkontribusi menumbuhkembangkan Bank BJB selama ini. ‘’Kami ingin calon direksi yang berpengalaman meniti karir di Bank BJB,’’ tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement