REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga perumahan untuk semua tipe rumah melambat. Hal tersebut terlihat dari survei Bank Indonesia (BI) pada triwulan I-2014 di 14 kota besar.
Berdasarkan survei tersebut, indeks harga properti residensial pada triwulan I-2014 tumbuh 7,92 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,51 persen. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, faktor utama penyebab kenaikan harga masih disebabkan oleh kenaikan harga bahan bangunan dan kenaikan upah pekerja.
Peningkatan harga terjadi pada seluruh tipe bangunan. Dilihat secara triwulanan, kenaikan tertinggi pada rumah tipe kecil, yakni 1,9 persen (qtq). Berdasarkan wilayah, kenaikan harga paling tinggi terjadi di Makasar, terutama pada rumah tipe kecil.
Peningkatan yang tinggi juga terjadi di Batam, terutama pada tipe menengah. "Tingginya kenaikan harga di Makasar dan Batam sejalan dengan perekonomian yang tumbuh sehingga mengundang pengembang untuk terus membangun properti residensial," ujar Tirta.
Secara tahunan, perlambatan kenaikan harga terutama terjadi pada rumah tipe kecil. Berdasarkan wilayah, perlambatan kenaikan harga paling tinggi terjadi di Surabaya dan Manado.