Kamis 15 May 2014 21:12 WIB

Penyaluran Kredit Perbankan Bagus

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Djibril Muhammad
Perbankan Syariah.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Perbankan Syariah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Kinerja Bank Umum di Jawa Tengah dalam menyalurkan kredit --hingga triwulan pertama tahun 2014— menunjukkan hasil yang positif.

 

Hal ini tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) yang mampu mencapai 106,91 persen serta non performing loan (NPL) Bank Umum yang relatif rendah, 2,17 persen, per Maret 2014.

 

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah V, Marlison Hakim mengatakan, nilai outstanding (posisi kredit) Bank Umum di Jawa Tengah per Maret 2014 mencapai Rp 178,5 triliun.

 

Hal ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 16,45 persen secara tahunan (yoy) dari posisi Maret 2013, yang mencapai Rp 153,3 triliun.

 

Kredit investasi pada periode ini tumbuh hingga 34,64 persen. Sementara kredit modal kerja dan kredit konsumsi masing-masing tumbuh 15,45 persen dan 11,05 persen.

 

"Sebagian besar dari kredit Bank Umum tersebut merupakan kredit produktif dengan pangsa mencapai 67,35 persen," kata Marlison, di Semarang, Kamis (15/5).

 

Ia menambahkan, pangsa kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) per Maret 2014 mencapai 37,0 persen dengan NPL yang tergolong relatif rendah, 3,3 persen. Secara tahunan kredit sektor UMKM di Jawa Tengah tersebut mengalami pertumbuhan 20,91 persen.

 

Sebagian besar kredit UMKM terserap di sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran  67,34 persen, sektor Industri Pengolahan 9,58 persen serta sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan sebesar 6,96 persen.

 

Melihat kinerja Bank dan tingginya potensi ekonomi yang dimiliki Jawa Tengah, tambahnya, masih cukup ruang bagi Bank untuk meningkatkan penyaluran kredit.

 

Ekspansi kredit dapat diarahkan terutama ke sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi tinggi dan saat ini masih memiliki rasio kredit terhadap PDRB dan NPL yang rendah.

 

Seperti sektor pertanian, sektor industri pengolahan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Di beberapa sektor ekonomi lainnya potensi penyaluran kredit juga masih cukup terbuka.

"Selain memiliki kinerja yang baik dalam menyalurkan kredit, hasil ini juga mengisyaratkan Bank Umum juga relatif mampu menahan kenaikan suku bunga kredit," kata Marlison.

 

Ia menambakan, dibandingkan dengan triwulan sebelumnya suku bunga kredit terpantau masih relatif stabil pada kisaran 12,99 persen.

 

Bila dibandingkan dengan suku bunga kredit pada periode yang sama tahun lalu, sebesar 12,85 persen, hanya terjadi peningkatan dalam poin yang relatif sedikit.

 

"Mengacu hasil survei ketatnya persaingan usaha, Bank harus terus melakukan efisiensi agar tetap bisa eksis dalam menyalurkan kredit," lanjut Marlison.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement