Rabu 14 May 2014 09:39 WIB

Petunjuk Ekspor Minyak Mentah AS Dorong Harga Naik

Harga Minyak Naik (Ilustrasi)
Foto: Mentalfluss Blogspot
Harga Minyak Naik (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), setelah pejabat terkemuka bidang energi AS menyatakan bahwa Amerika Serikat mungkin bisa bertindak untuk memperlonggar larangan pada ekspor minyak mentah.

Kontrak berjangka minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, naik 1,11 dolar AS menjadi ditutup pada 101,70 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik 83 sen menjadi menetap pada 109,24 dolar AS per barel di perdagangan London.

WTI melonjak di bursa elektronik Selasa pagi, setelah Menteri Energi AS Ernest Moniz mengatakan kepada wartawan di Korea Selatan bahwa AS sedang mengkaji larangan ekspor yang telah berlangsung lama, meskipun tanpa mengatakan opsi apa yang sedang dipertimbangkan.

"Masalah ekspor minyak mentah dalam pertimbangan ... Pendorong untuk pertimbangan ini adalah bahwa pada dasarnya minyak yang sedang kami produksi mungkin jauh tidak akan sesuaikan dengan kapasitas kilang kami saat ini," kata Moniz dalam keterangannya yang dilaporkan oleh kantornya.

Dengan stok minyak mentah komersial AS berjalan mendekati tingkat rekor dan produsen-produsen mengagitasi untuk penghapusan larangan ekspor, pernyataan itu dengan cepat mendorong harga.

"Itu pertama kalinya bahwa seseorang di tingkat itu ... mengatakan sesuatu yang dipandang secara khusus," kata Carl Larry, analis pada Oil Outlooks and Opinion.

"Kami tidak pernah pada titik ini sebelumnya dalam sejarah kami."

Masalah ini masih menghadapi perdebatan, dengan resistensi terutama dari penyuling dan lainnya yang bisa menderita jika ekspor minyak mentah mendorong harga lebih tinggi.

Kenaikan pada Selasa adalah "hanya reaksi spontan untuk sesuatu yang bisa berubah dalam jangka panjang," kata Matt Smith, seorang analis di Schneider Electric.

Smith mengatakan sentimen pasar minyak juga mendapatkan kekuatan dari berlanjutnya konflik di Ukraina dan antisipasi laporan persediaan minyak AS pada Rabu, yang diperkirakan akan menunjukkan penurunan lain di pusat perdagangan Cushing, Oklahoma, yang diamati secara ketat.

Pasar "mengabaikan" data ekonomi lemah dari Tiongkok dan Eropa karena fokus pada "berita ekspor dan ketegangan geopolitik," kata Smith.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement