REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pasar Modal Edwin Sinaga menilai tidak efisien adalah salah satu problem yang dihadapi oleh BTN, selain itu, sistem kerja di bank tersebut tidak mampu mengkapitalisasi aset karyawan untuk meraih keuntungan secara maksimal.
Hal itu bisa dilihat dari kontribusi per karyawan terhadap laba bersih di BTN yang hanya Rp195 juta, jauh di bawah produktivitas Mandiri sebesar Rp554 juta, BNI Rp347 juta dan BRI sebesar Rp260 per karyawan.
"Kondisi ini menunjukkan BTN tidak akan mampu memperbesar pembiayaan jika tak dilakukan penambahan modal. Melalui sinergi dengan Bank Mandiri seharusnya BTN bisa lebih besar dan sehat untuk membiayai sektor perumahan yang menjadi fokus bisnisnya," ujar Edwin.
Anggota Komisi XI DPR RI Arif Budimanta mengatakan aksi korporasi harusnya tidak dikaitkan dengan politisasi, apalagi bagi BUMN yang sudah melantai dibursa. "Kalau perusahaan yang sudah Tbk (listing di bursa), seharusnya yang dipertimbangkan adalah kinerja ke depan dan fungsi dari bank tersebut yang optimum melayani kebutuhan masyarakat sesuai dengan tujuan ketika didirikan," katanya.