REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penundaan rencana akuisisi PT Bank Mandiri Tbk (Mandiri) atas PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dinilai akan merugikan bagi prospek BTN ke depan dan hal itu ditandai dengan memudarnya kepercayaan kalangan investor, khususnya di bursa saham.
Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan penundaan rencana akuisisi Bank BTN ini juga berdampak buruk bagi prospek bank BTN ke depan. "Risiko likuiditas dan kredit BTN semakin memburuk dan ini tidak positif bagi investor saham," katanya menanggapi penundaan rencana akuisi dan pengaruhnya bagi prospek BTN di depan para investor bursa saham.
Bahkan terbukti, katanya, banyak investor yang melepas sahamnya di pasar sehingga harga saham BTN kembali jatuh ke level Rp1.090 per saham.
Padahal ketika Meneg BUMN Dahlan Iskan mengumumkan rencana konsolidasi Bank Mandiri-BTN, saham BTN sempat melesat ke level Rp1.525 per saham (17/4), artinya sebulan terakhir saham BTN terpuruk hingga 40 persen.
"Problem yang dihadapi BTN seharusnya dapat diselesaikan jika mereka melakukan konsolidasi dengan Mandiri. Tetapi akibat rencana ini ditunda, kondisi BTN menjadi tidak pasti. Ini yang perlu disayangkan, mengingat rencana meneg BUMN itu sangat positif," kata Satrio.