Kamis 08 May 2014 17:50 WIB

Bank Dunia: Indonesia Butuh 30 Juta Tenaga Kerja Baru di 2020

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Nidia Zuraya
Tenaga kerja
Tenaga kerja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan tenaga kerja di Asia-Pasifik membengkak. Namun di sisi lain, Bank Dunia mencatat lebih dari 30 persen penduduk berusia 15-24 tahun di kawasan yang sama menjadi pengangguran.

Memang jika dibandingkan dengan negara Filipina, kondisi tenaga kerja Indonesia masih lebih baik. Jumlah tenaga kerja tidak terampil di Filipina usia 18-24 tahun di Filipina melampaui jumlah tenaga kerja tidak terampil di Indonesia dan Papua.

Vice President World Bank East Asia and Pasific Regional Axel van Trotsenburg mengatakan Indonesia membutuhkan 30 juta tenaga kerja baru pada tahun 2020. Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia hanya sekitar 5 persen dalam 10 tahun terakhir, yang artinya hanya bisa menyerap 10 juta pencari kerja. "Kalau tidak ditangani, tahun 2020 akan lahir 20 juta pengangguran baru," kata Trotsenburg.

Dengan pertumbuhan ekonomi 6 persen, maka pendapatan per kapita (PDB) Indonesia hanya 9 ribu dolar AS. Pemerintah Indonesia perlu mengejar pertumbuhan ekonomi di level 9 persen hingga 10 persen. Hal ini agar pendapatan per kapita (PDB)  bisa mencapai 12 ribu dolar AS hingga 17 ribu dolar AS.

Kondisi Indonesia saat ini hampir sama dengan Vietnam. Tanpa upaya yang serius menggenjot pertumbuhan ekonomi, maka kiamat kecil pengangguran sudah di depan mata. "Satu generasi bisa hancur," kata Trotsenburg.

Ekonom Bank Dunia di Bidang Human Development Ekonomics Truman Packard mengatakan kondisi yang terjadi di Asia-Pasific terjadi akibat negara tidak punya target yang jelas mengenai kebutuhan tenaga kerja. Imbasnya, pemerintah salah langkah dalam mempersiapkan tenaga kerja. "Sistem pendidikan dan pelatihan juga harus tepat untuk melahirkan tenaga kerja sesuai kebutuhan," katanya dalam acara 'East Asia Pasific at Work : Employment, Enterprise and Wellbeing di Jakarta, Kamis (8/5).

Ia mencontohkan, apabila dibutuhkan teknisi sebanyak seribu orang, maka pendidikan dan pelatihan yang dipilih harus tepat untuk melahirkan seribu teknisi baru. Dengan rencana yang spesifik, negara bisa terbantu dalam memprediksi kebutuhan tenaga kerja di setiap sektor.

Ketrampilan guna mempersiapkan tenaga kerja baru perlu disiapkan sejak dini. Termasuk dalam hal ini yaitu pengenalan tentang karir, passion dan pentingnya bekerja keras. "Namun banyak negara justru lebih memprioritaskan pendidikan di luar sekolah," kata Truman.

Oleh karena itu, Truman menyarankan agar pemerintah membenahi hal-hal yang mendasar, seperti kestabilan harga pangan. Lalu perlu juga mendorong inovasi dan memperkuat dukungan pada usaha kecil dan menengah. Hal ini untuk menjaga pertumbuhan ekonomi pada level tinggi, sehingga lapangan kerja makin terbuka luas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement