Selasa 06 May 2014 16:30 WIB

Harga Anjlok, Petani Cabai 'Banting Setir'

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Julkifli Marbun
Cabai
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Cabai

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Petani cabe asal Bondowoso, Jawa Timur, Asmu, mengatakan dia terpaksa "banting setir", dengan menanam tembakau da jagung manis. Itu katanya, dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar, setelah harga cabe anjlok.

Sebelumnya kata Asmu yang kerap datang ke Bali membawa hasil panennya, harga cabe mencapai Rp 35.000 per kilogram di tingkat petani. Tapi saat ini sebutnya, di petani harganya hanya Rp 3.000-Rp 4.000 per kilogram. "Di Bondowoso, di pasar-pasar tradisional harganya antara Rp 7.000-Rp 9.000 per kilo," kata Asmu pada Republika, Selasa (6/5).

Dikatakannya, sejak memasuki bulan Ramadhan tahun lalu harga cabe memang menguntungkan petani, karena harganya terus naik bahkan sampai Rp 60.000 per kilogram di tingkat petani. Namun kini harga cabe meluncur turun dan tidak bisa lagi diandalkan.

Dulu kata Asmu yang kerap dipanggil Pak Yon, dengan lahan seluas 25 are, dalam dua bulan, modal sudah kembali dan setelah itu, hasil panen merupakan keuntungannya. Dalam setiap kali panen 10 hari sekali kata Asmu, dia bisa menjual hasil panen sampai Rp 7 juta, jadi keuntungannya setelah lewat dua bulan, sekitar Rp 21 juta sebulan.

Namun dengan anjloknya harga cabe kata Asmu, jangankan memperoleh untung, untuk mengembalikan modal saja sulit. Karenanya, dia telah memutuskan mengganti tanaman sawahnya dengan menanam tembakau dan jagung manis. "Kalau tidak cepat-cepat mengubah tanaman, nanti ketinggalan," kata Asmu.

Sementara itu, merosotnya harga cabe ditanggapi biasa-biasa saja para pedagang makanan seperti pedagang bakso atau soto. Diakui pedagang bubur ayam asal Cirebo, miftakhul Huda, dia sudah terbiasa dengan naik-turunnya harga cabe. Memang kalau harga cabe naik katanya, dia merasa berat juga menyiapkan sambal, karena keuntungan jadi berkurang. Tapi dia juga tidak menaikkan harga jual lantaran harga cabe naik.

"Ya kalau turun gini, tidak mungkin juga menurunkan harga. Ya sudahlah naik-turun kita sikapi biasa-biasa saja," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement