Pengamat : Teknokrat Harus Turun Perbaiki Produksi Pertanian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Mantan Menteri Pertanian Kabinet Indonesia Bersatu, Anton Apriyantono mengatakan tidak seharusnya produksi pangan diserahkan sepenuhnya pada petani. Terlebih, petani yang ada di Indonesia sebagian besar petani gurem dan buruh tani.

"Teknorat harus turun bangun pertanian. Paling tidak mereka (petani -red) harus dibantu dari segi modal dan ketersediaan lahan," ujarnya kepada Republika, Senin (5/5).

Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian dengan kompetensi yang minimal membuat produksi tidak maksimal. Akibatnya impor akan selalu meningkat. Peran penyuluh sangat penting guna membimbing petani mencapai hasil terbaik.

Selain itu pemerintah sebaiknya mulai serius dalam penyediaan lahan. Upaya peningkatan produksi akan sulit tanpa lahan pendukung. "Konversi lahan pangan menjadi bentuk lain yang harus dikendalikan," kata dia.

Ikuti Whatsapp Channel Republika

1	Tak Perlu Charger, Tukar Baterai Mobil Listrik Hanya Butuh Waktu 100 Detik
2	Kemenkeu Pastikan PPN pada Transaksi QRIS tidak Dibebankan ke Konsumen
3	BPKH Gandeng Jamdatun untuk Perkuat Pengelolaan Dana Haji
4	Kemenkeu Siapkan Kategori Barang yang Kena PPN 12 Persen, Komisi XI: Harus Cermat
5	Jaga Akuntabilitas dan Pengawasan Keuangan Haji , BPKH Gelar Sosialisasi Antikorupsi
6	Kolaborasi BRI dan KAI, Transaksi Digital di Loko Café dan Resto on Train Makin Mudah
7	Sarinah Targetkan 350 Ribu Pengunjung selama Periode Nataru

Pengamat : Teknokrat Harus Turun Perbaiki Produksi Pertanian

Dirut DAMRI Sebut Tiket Transportasi Umum tidak Kena PPN 12 Persen

Hakim: Negara Rugi Rp 300 Triliun Akibat Kasus Korupsi Timah

Operator Beri Diskon Bagi Kendaraan yang Melintasi Tol Cimanggis-Cibitung

KSEI: Investor Pasar Modal RI Capai 14,58 Juta SID per 29 November

PHE Temukan Cadangan Minyak Baru di Sumatra Selatan