Ahad 04 May 2014 15:57 WIB

LDR Perbankan Meningkat

Rep: Friska Yolandha/ Red: Mansyur Faqih
Suasana Kantor Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Kamis (3/4).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Suasana Kantor Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Kamis (3/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan rasio kredit terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio/LDR) mengalami peningkatan. LDR perbankan per Februari mencapai 90,47 persen.

"Per Desember 2013, LDR tercatat sebesar 89,7 persen," kata Direktur Pengawasan Perbankan OJK Slamet Edy Purnomo.

Kenaikan LDR tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang lebih lambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit. OJK mencatat DPK hingga kuartal I 2014 hanya 13,79 persen. Sedangkan, pertumbuhan kredit perbankan secara nasional mencapai 15,14 persen.

Sejak triwulan terakhir tahun lalu, perbankan mulai menjaga pertumbuhan likuiditasnya. Karena, sejak akhir tahun lalu perbankan saling berebut dana masyarakat. 

Dalam waktu yang tidak lama, OJK akan melakukan evaluasi perbankan. Bank yang pertumbuhan kreditnya lebih tinggi dibandingkan DPK akan diberi teguran. Otoritas pengawasan perbankan dan moneter telah mengarahkan bank untuk mengerem laju kredit di angka 15-17 persen. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan tetap terjaga.

Seperti diketahui, sejumlah bank masih mencatat pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari arahan pengawas. Sementara, DPK tumbuh lebih lambat. Hal ini memicu pengetatan likuiditas. 

Pertumbuhan DPK PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) cenderung lebih rendah bila dibandingkan dengan pertumbuhan kredit. Per akhir Maret, total kredit yang telah disalurkan sebesar Rp 470,4 triliun. Sedangkan kredit yang disalurkan mencapai Rp 531,61 triliun. 

Ketimpangan DPK itu membuat LDR Bank mandiri naik menjadi 87,98 persen. "Tapi di akhir tahun diharapkan kembali ke 85 persen," ujar Direktur Keuangan Bank Mandiri Pahala N Mansury.

Sementara, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mencatat pertumbuhan kredit sebesar 20,24 persen menjadi Rp 102,82 triliun. Sedangkan DPK hanya tumbuh 17,44 persen.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar mengatakan, likuiditas perbankan diperkirakan membaik pada semester kedua. Hal ini didorong oleh belanja pemerintah.

Pemerintah mulai aktif menggunakan anggaran di paruh kedua 2014. Sehingga, akan banyak dana yang beredar dan likuiditas perbankan membaik. "DPK turun karena ada kontraksi dari keuangan pemerintah," kata Hendar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement