REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Bank syariah terbesar di Uni Emirat Arab, Dubai Islamic Bank berencana menginjakkan kaki di negara dengan komunitas Islam terbesar, Indonesia. Hanya saja mereka takkan membuka cabang atau mendirikan sebuah bank.
DIB lebih memilih untuk mengakuisisi salah satu bank syariah Indonesia yang telah listing di Bursa Efek Indonesia. Meski tak menyebut nama, namun saat ini hanya satu bank syariah yang listing di bursa, yaitu Panin Bank Syariah.
Kepala Eksekutif DIB, Adnan Chilwan, dikutip dari Zawya, Kamis (1/5) menyampaikan, perseroan akan berekspansi dan beroperasi di dua negara terbaru. Negara itu adalah Indonesia dan Kenya.
Ia juga menyatakan rencana perusahaan akan dilakukan pada tahun ini. Apalagi rencana ekspansi ke Indonesia dan Kenya telah dibicarakan sejak lama. ''Kami berharap bisa mengeksekusi tahun ini,'' tutur dia seperti dikutip dari Zawya, Kamis (2/5).
Selain di Uni Emirat Arab, DIB telah beroperasi di beberapa negara seperti Pakistan, Sudan, Yordania dan Bosnia. Di Pakistan, DIB telah mendirikan bank milik mereka semenjak 2006. Sedangkan di Sudan, DIB mengakuisisi 28,4 persen saham milik Bank of Khartoum.
Sama seperti di Sudan, di Yordania, DIB juga mengakuisisi saham bank sehingga memiliki nama Jordan Dubai Islamic Bank. Begitu juga dengan di Bosnia, mereka mengakuisisi saham Bosna Bank International di tahun 2000 sebesar 27,3 persen.
Berdasarkan catatan Zawya, DIB saat ini sedang berusaha mengakuisisi salah satu bank syariah lokal yang listing di bursa. Dengan komposisi saham mencapai 40 persen. ''Bank lokal ini berbasis ritel (consumer base) yang signifikan,'' tutur dia.
Berdasarkan catatan ROL, Bank Panin Syariah resmi menjadi bank Islam pertama yang mencatatkan nama di Bursa Efek Indonesia. Langkah ini dilakukan semenjak akhir Januari 2014.
Ia juga berharap bisa mendapatkan angka penjualan yang pas. Karena selain menawarkan kucuran dana, DIB menawarkan pengalaman dan jaringan luas.