Sabtu 26 Apr 2014 22:51 WIB

Gapki Minta Pengusaha Tidak Takut Ancaman Eropa

Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Gabungan Perusahaan Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sumatera Utara, menegaskan, pengusaha tidak perlu takut dengan ancaman Eropa yang mewajibkan label Roundtable on Sustainable Palm Oil atau RSPO pada 2015.

"Selain Indonesia yang sudah paling siap atau paling banyak mengantongi RSPO dan bahkan memiliki ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil), juga Eropa bukan pasar terbesar produk sawit Indonesia," kata Sekretaris Gapki Sumut, Timbas Prasad Ginting di Medan, Sabtu.

Ekspor terbesar produk sawit Sumut termasuk secara nasional adalah ke India dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Selain itu, perusahaan produsen dan perkebunan sawit di Sumut juga sebagian besar sudah mengantongi RSPO.

"Artinya Indonesia secara keseluruhan sudah lebih siap dalam ketentuan itu. Apalagi ada pendukung kuat yakni RSPO yang sudah diwajibkan," katanya.

Semakin dinilai tidak perlu dikhawatirkan karena sudah berjalannya peningkatan penggunaan biodiesel sehingga secara perlahan ketergantungan kepada ekspor CPO berkurang.

"Di tengah kebutuhan atau permintaan yang tetap tinggi, pengusaha Sumut harus optimistis dengan prospek pasar produk sawit itu. Tentunya dengan semakin meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar," katanya.

Harga Mahal

Menurut Timbas, permintaan yang tinggi tercermin dari bertahan menguatnya harga ekspor produk itu.

Pada tanggal 24 April, harga ekspor CPO (CIF Rotterdam) untuk pengapalan April di angka 910 dolar AS per metrikton dari awal tahun yang masih 907 dolar AS per metrikton.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono menyebutkan, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati Sumut masih tetap tinggi atau mencapai 642,579 juta dolar AS hingga Februari 2014.

Meski ada penurunan sebesar 11,23 persen dibandingkan periode sama tahun lalu, tetapi dinilai cukup besar dan sebagai pemberi terbesar dalam perolehan devisa ekspor non migas Sumut yang hingga Februari totalnya senilai 1.549 miliar dolar AS.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement