REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) pada tahun ini menyiapkan anggaran Rp 50 miliar untuk melakukan perbaikan perkebunan teh seluas 3.200 hektar (ha).
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Gamal Nasir di Bandung Jawa Barat, Kamis (24/4) mengatakan, upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan produksi dan keberlanjutan teh nasional, khususnya perkebunan rakyat. "Dalam enam tahun terakhir menunjukkan produksi teh nasional cenderung menurun dari tahun ke tahun," katanya dalam Pertemuan Pengembangan Teh Tahun 2014.
Pada kesempatan tersebut Dirjen Perkebunan juga melakukan pengukuhan Pengurus Dewan Teh Indonesia periode 2013-2014 dengan Ketua Umum Rahmat Badrudin. Menurut Gamal, rendahnya produksi teh Indonesia disebabkan karena sebagian besar arealnya merupakan perkebunan rakyat yang pengelolaannya belum memenuhi standar teknis.
Sebagian besar areal perkebunan teh tersebut, tambahnya, usia tanamannya tua dan populasinya di bawah standar. Selain itu laju konversi areal perkebunan teh di Indonesia baik perkebunan rakyat, perkebunan besar negara maupun swasta mencapai 3.000 ha per tahun.
Terkait perbaikan perkebunan teh seluas 3.200 ha, Gamal mengatakan, hal itu terdiri kegiatan intensifikasi 1.700 ha dan rehabilitasi 1.500 ha. Kegiatan tersebut tersebar di delapan kabupaten di Jawa Barat meliputi Kabupaten Cianjur, Sukabumi, Garut, Bandung, Majalengka, Purwakarta, Bandung Barat.
Melalui kegiatan rehabilitasi maka petani akan memperoleh bantuan, bibit, pupuk NPK, pupuk organik, herbisida, agens pengendali hayati dan alat pertanian. Sedangkan program intensifikasi bantuan yang akan diperoleh antara lain pupuk NPK, pupuk organik, agens pengendali hayati dan alat pertanian
Gamal menyatakan, untuk program rehabilitasi diperlukan bibit sebanyak 7,5 juta cutting, yang mana Pusat Penelitian Teh dan Kina telah menyiapkan bahan tanam unggul sebanyak 10,5 juta. Pada tahun depan rencananya anggaran perbaikan perkebunan teh rakyat tersebut akan ditingkatkan menjadi Rp 100 miliar.
Saat ini luas perkebunan teh mencapai 122.206 ha dengan produksi 145.475 ton dengan sentra pengembangan terbesar di Jawa Barat seluas 95.496 ha atau 77,6 persen. Dari total luas areal tersebut perkebunan rakyat mencapai 56.258 ha (46,03 persen), perkebunan besar negara 38.103 ha (31,18 persen), perkebunan besar swasta 27.845 ha (22,79 persen).