Kamis 24 Apr 2014 07:55 WIB

Moody's Pangkas Peringkat Kuba karena Risiko Gejolak Venezuela

Presiden Kuba Raul Castro
Foto: indyposted
Presiden Kuba Raul Castro

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Moody's memangkas peringkat kredit Kuba satu tingkat pada Rabu, mengutip kerentanannya terhadap kenaikan mengejutkan dalam biaya bahan bakar yang timbul dari gejolak di pemasok Venezuela.

Moody's juga menyebutkan risiko transisi politik yang goyah di Pulau Karibia itu setelah rezim Castro, sehingga pihaknya memangkas peringkat Kuba menjadi Caa2 dari Caa1, jauh ke dalam wilayah "spekulatif" untuk utang.

"Kuba sangat bergantung pada minyak Venezuela, yang diimpor dengan persyaratan pembiayaan yang menguntungkan melalui Petrocaribe," kata perusahaan pemeringkat kredit itu.

"Mengingat ketidakseimbangan makroekonomi yang semakin tidak berkelanjutan dan peningkatan risiko keruntuhan ekonomi dan keuangan Venezuela, masa depan pengaturan ini tidak pasti, menyebabkan Kuba rentan terhadap penyesuaian tajam biaya impor energi."

Moody's mencatat bahwa biaya impor energi negara itu mencapai 6,5 miliar dolar AS pada 2012, hampir setengah dari total tagihan impor.

Moody's juga memperingatkan "transisi politik mendadak dan tidak teratur", dengan revolusioner orang kuat Fidel Castro sekarang berusia 87 tahun dan saudaranya Raul Castro, Presiden Kuba, 82 tahun.

"Sementara Presiden Castro baru-baru ini menyatakan bahwa masa jabatannya saat ini akan berakhir, pada saat yang sama, menunjuk seorang wakil presiden pertama Dewan Negara Kuba, ada ketidakpastian yang cukup besar di sekitar keadaan masa depan ekonomi dan politik Kuba."

Sementara Kuba sangat terbatas dalam kemampuannya untuk memanfaatkan pasar modal internasional, Moody's mencatat bahwa Havana mungkin harus mempertimbangkan membuka kembali negosiasi dengan para pemegang obligasi "Paris Club" untuk menyelesaikan klaim utang yang lama macet.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement