REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalangan pengusaha menolak rencana akuisisi Bank Tabungan Negara (BTN) dengan Bank Mandiri karena menginginkan adanya bank yang fokus pemberian kredit perumahan bagi rakyat.
"Dari aspek industri, masyarakat harus disediakan produk (perbankan) khusus properti dan BTN selama ini menyediakan hal tersebut," kata Wakil Ketua Komite Tetap Modal Ventura dan Pembiayaan Alternatif Kadin Indonesia, Irwi Indiastuti Tjahyani, dalam diskusi di Kantor Kadin Indonesia, Jakarta, Rabu.
Irwi mengatakan BTN masih diharapkan kehadirannya untuk penyediaan sekitar 13,6 juta rumah yang belum dibangun.
Selain itu, menurut dia, selama ini BTN bisa memberikan fasilitas yang memadai kepada pengusaha dalam pembangunan perumahan bagi masyarakat.
"Selain itu, BTN memberikan subsidi bagi pengusaha menengah. Karena, ada prospek menjanjikan dalam upaya membeli rumah murah dengan margin rendah," ujarnya.
Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI), Eddy Hussy, menyatakan organisasinya menolak akuisisi BTN dengan Bank Mandiri. Karena, selama ini BTN memperlihatkan kinerja yang semakin baik dalam pemberian kredit perumahan.
Dia mengatakan BTN selama ini memberikan kredit pembiayaan perumahan terbesar, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
"Melayani jumlah konsumen yang banyak itu tidak gampang dan BTN memiliki Sumber Daya Manusia yang memadai untuk melayani kreditor perumahan," ucapnya.