REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Senin (21/4) pagi menguat tiga poin menjadi Rp 11.420 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.423 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Senin (21/4) mengatakan rupiah cenderung kembali menguat setelah Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan pada April akan terjadi deflasi. "Proyeksi deflasi bulan April itu direspon positif oleh pelaku pasar uang sehingga nilai tukar rupiah kembali menguat," katanya.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar uang juga merespon positif dari rencana Kementerian Keuangan yang akan memberikan insentif fiskal untuk mendorong sektor industri manufaktur agar dapat berkembang lebih maju. "Pemerintah terus berupaya untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dalam negeri," katanya.
Meski rupiah memiliki peluang untuk kembali menguat, kata Reza, namun faktor politik di dalam negeri masih membayangi apresiasi mata uang domestik terhadap dolar AS. Selain itu, ia menambahkan bahwa pelaku pasar juga dibayangi data-data ekonomi global terutama terkait dengan pemulihan ekonomi Amerika Serikat. "Data klaim pengangguran AS yang lebih bagus dapat membuat apresiasi mata uang rupiah cenderung tertahan," katanya.