REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (17/4) pagi menguat sebesar 31 poin menjadi Rp 11.404 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.435 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis mengatakan, dolar AS cenderung kehilangan ketangguhannya setelah pimpinan bank sentral AS (the Fed) Janet Yellen menyatakan tetap mempertahankan kebijkan akomodatif dalam beberapa waktu ke depan guna mendukung pemulihan ekonomi AS. "Mata uang rupiah kembali menguat setelah pernyataan the Fed mengindikasikan belum agresif untuk menaikan suku bunganya," katanya.
Ia mengemukakan bahwa the Fed menekankan kepada investor agar melihat serangkaian data ekonomi AS untuk menentukan kapan the Fed mulai menaikkan suku bunga. "Inflasi yang masih rendah akan memberikan ruang bagi the Fed untuk mempertahankan suku bunga, sementara untuk tingkat pengangguran the Fed menginginkan kondisi yang dikatakan full employment pada kisaran 5,2-5,6 persen, sementara tingkat pengangguran AS saat ini masih 6,7 persen," paparnya.
Menurut dia, pernyataan tersebut meredam spekulasi bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga enam bulan setelah stimulus moneter berakhir. "Dolar AS saat ini terpantau cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang dunia," tambahnya.