Senin 14 Apr 2014 11:03 WIB

Pefindo: 2014, Tahun Terberat Bagi Sektor Properti

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Pengerjaan proyek properti di kawasan Kuningan, Jakarta.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pengerjaan proyek properti di kawasan Kuningan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor properti akan menghadapi tantangan lebih berat tahun ini. Sejumkah tantangan yang akan dihadapi sektor properti tahun ini seperti kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), peraturan loan to value (LTV) yang lebih ketat, depresiasi rupiah, dan target pertumbuhan penyaluran kredit yang lebih rendah oleh BI.

"Ketidakpastian politik yang lebih tinggi selama pemilihan umum dapat mendorong investor untuk bersikap wait and see," kata analis PT Pemeringkat efek Indonesia (Pefindo) Guntur Tri Hariyanto dalam rilisnya, Senin (14/4).

Meskipun demikian, Pefindo menilai tekanan yang berasal dari inflasi dan depresiasi rupiah akan mereda. Sehingga, BI tidak akan kembali menaikkan suku bunga acuan. Pefindo menilai, BI Rate tidak akan naik lebih dari 25 basis poin.

Hanya, kinerja ekspor yang lebih rendah menyebabkan neraca perdagangan menjadi negatif. Sehingga, hal ini tetap memberikan risiko terhadap pertumbuhan ekonomi, termasuk sektor properti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement