Rabu 09 Apr 2014 00:01 WIB

Tiga Hambatan Pemulihan Ekonomi Global

Rep: Elba Damhuri/ Red: Julkifli Marbun
Gedung Dana Moneter Internasional (IMF) Washington DC
Foto: EPA/MATTHEW CAVANAUGH
Gedung Dana Moneter Internasional (IMF) Washington DC

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi global terus bergerak ke arah yang benar. Namun demikian, Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat setidaknya ada tiga hambatan besar yang menghadang laju pemulihan ekonomi global.

Ketiganya, seperti dikutip dari outlook ekonomi dunia IMF, masih rendahnya angka inflasi di negara-negara maju, risiko struktural di emerging markets, dan risiko geopolitik. Jika tidak diatasi dengan hati-hati dan kebijakan yang tepat, situasi ini diperkirakan bisa semakin memburuk.

Untuk yang pertama, IMF mengatakan negara-negara zona Eropa masih mengalami inflasi rendah. Hingga beberapa bulan ke depan, inflasi di zona Eropa masih di bawah target yang telah ditetapkan.

"Di zona Eropa suku bunga masih mendekati angka nol persen dan ruang untuk kebijakan moneter begitu sempit," demikian paparan IMF yang dipublikasikan pada Selasa (8/4).

Terkait risiko di emerging markets, IMF berpendapat kebijakan keuangan yang lebih ketat menjadi hambatan serius pemulihan. Ini belum menghitung tingginya biaya modal yang menuntun terjadinya pelemahan dalam investasi dan penurunan konsumsi.

IMF mengingatkan persoalan serius menyangkut pelarian modal dari emerging markets ke negara-negara maju. Pemulihan di Amerika mendorong kenaikan suku bunga yang akan menarik dana-dana dari negara berkembang bergerak menuju Amerika.

Ketegangan politik di Ukraina, menurut IMF, ikut memberikan andil atas pemulihan ekonomi global. Sektor keuangan global akan terganggu selain tentunya perdagangan internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement