Rabu 02 Apr 2014 17:17 WIB

Hatta: Perlahan, Defisit Listrik di Sumut Bisa Diatasi

Rep: Esthi Maharani/ Red: Julkifli Marbun
Hatta Rajasa
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan pemerintah sudah membangun beberapa pembangkit listrik untuk menambah pasokan ke Sumatera Utara. Ia mengatakan proyek-proyek tersebut sesegera mungkin akan dituntaskan dan dipercepat.

Ia mengatakan pemerintah mempercepat penyelesaian PLTU Nagan Raya dan PLTU Pangkalan Susu. Menurutnya, percepatan PLTU itu akan bisa menyelesaikan persoalan deficit listrik di provinsi tersebut.

“Pada April ini sudah bisa kita atasi persoalan jangka pendeknya,” katanya, Rabu (2/4).

Dikatakannya, pemerintah juga sedang mengerjakan sejumlah PLTU untuk ikut memasok kebutuhan listrik di Sumatera. Di antaranya PLTU Belawan dan PLTU Labuan Angin-angin yang masih dalam pengerjaan. Pemerintah juga akan mengaktifkan pengoperasian sewa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) MFO mulai dari bulan April sampai Juni.

Hatta menambahkan, ada usulan gar pasokan listrik dari PT Inalum ditingkatkan. Namun, usulan ini masih dikaji terlebih dahulu oleh Kementerian Perindustrian bersama pihak terkait.

"Excess power di PT Inalum, 90 MW ditambahkan menjadi 135 MW. Usulan ini tentu harus melalui pengkajian, karena Inalum membutuhkan standby power juga," katanya.

Gubernur Sumut, Gatot Pudjonugroho mengatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan instansi-instansi terkait untuk menindaklanjuti instruksi presiden. Menurutnya, usai pemilu legislatif, akan kembali digelar rapat koordinasi untuk mengatasi masalah defisit listrik di wilayah Sumut.

"Nanti setelah 9 April akan dikoordinasikan lagi. Tadi Pak Presiden menargetkan dalam waktu dua bulan harus sudah teratasi," ujarnya.

Direktur Utama PLN, Nur Pamudji mengatakan bersyukur karena transisi antara PLTU Pangkalan Susu ke PLTU Bijai sudah tersambung setelah sebelumnya sempat mengalami masalah social.

Dengan tersambungnya transmisi tersebut dalam waktu dekat listrik sudah bisa diproduksi dan bisa menambah pasokan di Sumatera Utara. Ia mengatakan meski PLTU-PLTU yang segera diselesaikan, tetapi belum bisa langsung memenuhi kebutuhan listrik.

“PLTU kan mungkin baru jadi, ya perlu di tes dulu sampai peralatannya oke baru semua dinyalakan. Kalau lancar, testing lolos, baru bisa memasok Sumatera Utara,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement