REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Petani karet di Sumatera Selatan (Sumsel) dibuat bingung oleh harga karet yang terus anjlok. Seperti di Kota Pagaralam dan Kabupaten Musi Rawas (Mura) harga karet di daerah itu menyentuh harga terendah Rp 4.500/ kilogram (kg).
Beberapa petani karet Kelurahan Atung Bungsu, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagaralam juga mengeluhkan harga karet yang terus anjlok. Sarman petani karet di Dempo Selatan, akhir pekan lalu mengatakan, harga karet pernah menyentuh harga tertinggi sampai Rp 18 ribu/kg lalu turun menjadi Rp 14 ribu/ g, turun lagi menjadi Rp 10 ribu/kg. Kini, harga komoditas pertanian itu dibandrol hanya Rp 4.500/ kg.
“Sudah seminggu terakhir harga karet anjlok. Minggu lalu saya masih sempat menjual dengan harga Rp 6.000/ kg. Tetapi minggu ini turun jadi Rp4.500/ kg,” katanya, Ahad (23/3).
Para petani mengaku tidak tahu kenapa harga karet tersebut anjlok, mereka hanya tahu harga anjlok saat menjual ke pedagang pengumpul atau agen. Saat petani membawa karet ke agen mereka tidak tahu, baru tahu setelah sampai kalau harganya turun menjadi Rp 4.500/ kg. Sementara itu dari pedagang pengumpul hanya menjelaskan, harga karet anjlok karena faktor harga komoditi tersebut di pasar internasional sedang turun.
Dengan harga karet yang anjlok petani di Pagaralam dan Musi Rawas mengaku merugi. Karena ongkos produksi tidak seimbang dengan harga jual. Dengan anjloknya harga karet beberapa petani mengaku dibuat pusing karena harus memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. “Untuk beli beras saja tidak cukup karena harga beras di atas Rp5.000/ kg,” kata Rohim petani karet dari Musi Rawas.