REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk (Bank Jatim) mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,01 persen menjadi Rp 22,08 triliun. Pertumbuhan kredit tertinggi berasal dari sektor komersial.
Direktur Utama Bank Jatim Hadi Sukrianto mengatakan, fokus Bank Jatim adalah sektor mikro. Hal itu disebabkan tingginya jumlah pengusaha kecil di Jatim, yakni 6,8 juta. Dari jumlah tersebut, hanya 40 persen yang telah menggunakan transaksi perbankan. "Bank Jatim berambisi untuk meningkatkan kontribusi," ujar Hadi dalam Paparan Kinerja 2013 Bank Jatim, Kamis (20/3).
Dari total kredit, penyaluran kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) tumbuh 11,62 persen menjadi Rp 3,83 triliun. Hadi mengatakan bank Jatim akan meningkatkan penyaluran kredit UMKM melalui unit mikro. Saat ini Perseroan baru memiliki tiga unit mikro, yakni di Surabaya, Madiun dan Sidoarjo.
Sementara itu, pertumbuhan kredit yang paling tinggi berasal dari sektor kredit komersial. Segmen ini dapat tumbuh 30,53 persen menjadi Rp 4,23 triliun. Kredit konsumer tumbuh 18 persen menjadi Rp 14,02 triliun.
Dengan pertumbuhan kredit sebesar 19,01 persen, Bank Jatim dapat mengimbangi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 17,01 persen menjadi Rp 25,99 triliun. Komposisinya didominasi dana murah, yakni giro dan tabungan, sebesar 76,8 persen. Giro tumbuh 3,18 persen menjadi Rp 9,97 triliun. Tabungan tumbuh 21,9 persen menjadi Rp 9,9 triliun. Deposito tumbuh paling tinggi, yakni 28,28 persen menjadi Rp 6,05 triliun.
Untuk rasio-rasio keuangan lainnya, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan aset sebesar 13,52 persen menjadi Rp 33,05 triliun. Loan to deposit ratio (LDR) sebesar 84,9 persen, RoA 3,82 persen, NIM 7,14 persen, Bopo 70,28 persen, RoE 19,04 persen, CAR 23,72 persen, dan NPL 3,44 persen.