Rabu 19 Mar 2014 13:05 WIB

Perluas Pasar UMKM, BRI Gandeng NU

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Salah satu hasil produksi UKM (ilustrasi).
Foto: Antara
Salah satu hasil produksi UKM (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI) menyediakan jasa dan fasilitas perbankan bagi warga Nahdlatul Ulama (NU) dan organisasi di bawah binaan NU. Perseroan menganggap potensi bisnis yang bisa digarap dari kerja sama ini sangat besar karena NU memiliki 80 juta warga.

"Dengan basis kaum Nahdliyin sebesar 80 juta, sebagian besar berada di perekonomian pedesaan, pesisir dan semi urban," ujar Sekretaris perusahaan BRI Muhammad Ali, Rabu (19/3) dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman antara NU dan BRI. Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani Direktur Umum BRI Sofyan Basir dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj.

Bagi BRI, MoU ini sangat strategis karena basis bisnis BRI adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). NU saat ini telah melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat diantaranya buruh tani yang telah menggarap tanah Perhutani seluas 16.800 Ha yang terletak di Pati, Grobogan dan Blora. Kemudian pemberdayaan petani tebu dengan pemasaran ke pabrik gula swasta LPI di Pati yang melibatkan 3.500 petani dengan luas lahan 4.000 Ha.

NU juga memberdayakan 26.700 buruh tani untuk menanam jagung yang hasilnya dipasarkan JAPFA Comfeed. Selanjutnya adalah pemberdayaan petani padi organik bekerja sama dengan Asosiasi Petani Nusantara (ASTANU) baru seluas 500 Ha dengan melibatkan 1.700 perani dan buruh tani.

NU juga memiliki sumber daya Pesantren yang jumlahnya mencapai 24 ribu. "Untuk pengembangan usaha dan perekonomian, NU melalui Lembaga Perekonomian saat ini setidaknya membina 457 BMT, 1460 koperasi dan 90 ribu UMKM," ujar Ali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement