Selasa 18 Mar 2014 23:14 WIB

PT PNM: UKMK Perlu Pembinaan

Acara penandatanganan kerja sama antara PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan Japan External Trade Organization (Jetro) di Jakarta, Kamis (19/12).
Foto: Republika/Maman Sudiaman
Acara penandatanganan kerja sama antara PT Permodalan Nasional Madani (PNM) dengan Japan External Trade Organization (Jetro) di Jakarta, Kamis (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menilai usaha mikro, kecil, dan menengah di Jawa Tengah perlu pembinaan karena selama ini masih ada sejumlah permasalahan melemahkan daya saing mereka di tingkat nasional.

"Permasalahan tersebut, di antaranya produksi, promosi, dan sulitnya mengakses pembiayaan formal, untuk itu perlu pelatihan dan pembinaan khusus agar pelaku usaha lebih memperhatikan masalah ini," ujar pimpinan PT PNM Cabang Semarang Nino Achmad Kusumadi di Semarang, Selasa.

Ia mengatakan PNM selaku lembaga keuangan nonbank memiliki perhatian khusus terhadap permasalahan UMKM yang merupakan mitra usaha perseroan.

"Untuk pembinaan dan pelatihan UMKM ini kami bekerjasama dengan Kadin Jateng, hingga saat ini setidaknya ada 60 pelaku UMKM yang merupakan nasabah Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) sekaligus binaan kadin," katanya.

PNM Cabang Semarang, saat ini membawahi operasional bisnis dari 24 kantor ULaMM yang terdiri atas empat klaster wilayah, yaitu Pati, Temanggung, Purwodadi, dan Semarang.

Nino menjelaskan kinerja bisnis pembiayaan PNM Semarang mengalami pertumbuhan sebesar 34,8 persen dalam satu tahun terakhir, tepatnya sejak Februari 2013 dengan total pembiayaan mencapai Rp92,5 miliar, sedangkan pada bulan yang sama tahun 2014, naik menjadi Rp124,8 miliar.

"Peningkatan penyaluran pembiayaan tersebut selaras dengan penambahan jumlah nasabah yang di tahun 2013 total ada 2.162 debitur, setahun kemudian menjadi 2.630 debitur, jadi ada kenaikan sebesar 21,6 persen," katanya.

Sekretaris PNM Semarang Gung Panggodo mengatakan Jawa Tengah memiliki potensi bisnis yang cukup besar, terutama pelaku UMKM.

Apalagi, katanya, seiring dengan ketatnya persaingan produk, Jateng juga dituntut bisa meningkatkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

"PNM selaku mitra UMKM memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas dan daya saing dari sektor produksi ini, tak hanya dari sisi pembiayaan, namun juga pelatihan dan pembinaan apalagi sebentar lagi Indonesia harus menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015," tandasnya.

Menurut Panggodo, PNM telah melaksanakan program pengembangan kapasitas usaha sejak 2010, sedangkan saat ini total jumlah penerima manfaat mencapai 1,46 juta pelaku UMKM se-Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement