Kamis 13 Mar 2014 15:33 WIB

SBY Minta Peternak Tidak Risaukan Harga Daging

Salah satu peternakan sapi potong di Kediri, Jawa Timur.
Foto: Antara
Salah satu peternakan sapi potong di Kediri, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, TUBAN -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta para peternak sapi tidak merisaukan kebijakan pemerintah tentang harga daging mengingat kesejahteraan peternak juga menjadi prioritas pemerintah.

"Kita tidak mengabaikan harapan, keinginan para peternak, kami sangat memperhatikan karena negara berterima kasih karena jika tidak ada peternak kita impor terus, mencekik harganya nanti," kata Presiden Yudhoyono saat melakukan dialog dengan para peternak sapi di Bumi Peternakan Wahyu Utama di Tuban, Jawa Timur, Kamis (13/3).

Presiden menjelaskan bahwa konsep kebijakan pemerintah adalah memperbesar produksi dalam negeri agar peternak mendapatkan penghasilan yang layak namun harga tetap terjangkau oleh konsumen. "Saya harap peternak penghasilannya makin baik, tetapi saudara-saudara kita yang lain juga bisa membeli daging sapi dengan harga terjangkau," kata Presiden.

Ia berharap hal itu dapat terwujud dengan kebijakan yang tepat dan koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah. "Jangan sampai kebijakan itu merugikan peternak, saya setuju, saya dukung memang begitulah yang saya harapkan, 'monggo' bareng-bareng kita kelola baik-baik, supaya kalau ada yang tidak bagus jangan terjadi lagi," katanya.

Di peternakan sapi yang memiliki 2.017 ternak sapi itu Presiden Yudhoyono memperoleh penjelasan tentang sistem penggemukan sapi yang telah dilakukan sejak 1992. Kelompok peternak sapi potong Bumi Peternakan Wahyu Utama yang terletak di Desa Sukolilo, Kecamatan Bancar, tersebut didirikan oleh Joko Utomo pada 1992 dengan hanya memiliki lima ekor sapi.

Setelah mendapat bantuan lima sapi dari Dinas Peternakan Kabupaten Tuban pada 1994, usaha peternakan sapi itu terus berkembang sehingga pada tahun 2002 memiliki 90 sapi dan lebih kurang 800 sapi pada 2010 serta 2017 sapi pada 2014.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement