REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astra Internasional Tbk (ASII) membukukan laba bersih sepanjang 2013 sebesar Rp 19,4 triliun dengan pertumbuhan pendapatan sebesar tiga persen menjadi Rp 193,9 triliun.
"Perseroan mencatat kinerja yang memuaskan di 2013. Meski beberapa divisi bisnis mengalami kondisi yang cukup menantang," kata Presiden Direktur Astra Prijono Sugiarto, dalam siaran pers, Kamis (27/2).
Laba bersih ini ditopang dari divisi terbesar perseroan. Yaitu divisi otomotif sebesar Rp 9,8 triliun. Laba divisi ini tumbuh empat persen. Sepanjang 2013, permintaan kendaraan bermotor tetap tinggi. Namun, persaingan turut semakin ketat akibat meningkatnya kapasitas produksi domestik dan tingginya biaya tenaga.
Bisnis grup komponen juga mengalami kenaikan volume penjualan. Namun dari sisi laba bersih mengalami penurunan akibat kenaikan biaya material dan biaya tenaga kerja yang tidak dapat dibebankan sepenuhnya kepada pelanggan.
Namun, divisi sepeda motor mencatatkan kenaikan kontribusi laba bersih akibat meningkatnya permintaan dan naiknya pangsa pasar. Total penjualan mobil nasional meningkat 10 persen menjadi 1,2 juta unit.
Penjualan mobil Grup Astra yang terdiri dari Toyota, Daihatsu, Isuzu, UD Trucks dan Peugeot naik delapan persen menjadi 655 ribu unit. Namun pangsa pasarnya turun dari 54 persen menjadi 53 persen. Sepanjang 2013, Astra meluncurkan 23 model baru dan 12 model facelift. Termasuk Low Cost Green Car (LCGC), yaitu Toyota Agya dan Daihatsu Ayla. Keduanya mulai dijual pada September 2013.
Penjualan sepeda motor nasional naik 10 persen menjadi 7,7 juta unit. Penjualan sepeda motor Honda keluaran PT Astra Honda Motor (AHM) meningkat 15 persen menjadi 4,7 juta unit. Pangsa pasarnya sebesar 61 persen. "Sepanjang 2013, AHM meluncurkan dua model baru dan sembilan model facelift," kata Prijono.
Perusahaan komponen milik Astra, PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatat laba bersih sebesar Rp 1 triliun atau turun empat persen. Penurunan laba bersih disebabkan oleh meningkatnya harga bahan baku dan biaya tenaga kerja. Namun perseroan mencatat adanya peningkatan penjualan pada segmen original equipment manufacturer (OEM), suku cadang dan pasar ekspor.
Sementara, divisi keuangan Astra membukukan laba bersih sebesar Rp 4,3 triliun. Nilai ini tumbuh 15 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sisanya, laba bersih Astra dikontribusi dari divisi tambang dan alat berat (Rp 3 triliun), agribisnis (Rp 1,4 triliun), divisi infrastruktur dan logistik (Rp 748 miliar), divisi teknologi dan informasi (Rp 161 miliar).