Rabu 26 Feb 2014 07:33 WIB

Penipuan Kartu Kredit dan Debit di Eropa Meningkat

Kartu kredit, ilustrasi
Foto: loktavia.blogspot.com
Kartu kredit, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Laporan ketiga tentang penipuan kartu, yang diterbitkan Bank Sentral Eropa pada Selasa (25/2), menunjukkan bahwa penipuan kartu di Wilayah Pembayaran Tunggal Euro (SEPA) meningkat pada 2012 untuk pertama kalinya sejak 2008, terutama didorong penipuan melalui internet.

Laporan, yang disusun oleh Eurosystem (Bank Sentral Eropa/ECB dan 18 bank sentral nasional dari kawasan euro), melihat penipuan menggunakan berbagai jenis kartu (debit dan kredit) dan menurut jenis penggunaannya. Laporan itu mengatakan pada 2012 sekitar 60 persen dari nilai penipuan dihasilkan dari pembayaran card-not-present (CNP-tanpa kehadiran kartu), yaitu pembayaran melalui pos, telepon atau internet, sementara sekitar seperempat dihasilkan dari terminal-terminal point-of-sale (POS-tempat transaksi ritel selesai) dan sekitar seperenam dari anjungan tunai mandiri (ATM).

Pada 2012, satu euro dalam setiap pengeluaran 2.635 euro untuk kartu kredit dan debit yang diterbitkan dalam SEPA termasuk Uni Eropa, Islandia, Liechtenstein, Monako , Norwegia dan Swiss hilang karena penipuan. Itu merupakan 0,038 persen dari total transaksi 3,5 triliun euro, naik dari 0,036 persen pada 2011. Total nilai penipuan meningkat sebesar 14,8 persen pada 2012 dibandingkan dengan 2011, mencapai 1,33 miliar euro.

Dibandingkan dengan 2008, jumlah keseluruhan penipuan mengalami penurunan sebesar 9,3 persen, sedangkan nilai transaksinya meningkat sebesar 17 persen. "Data ini menunjukkan bahwa kita harus tetap waspada terhadap penipuan kartu, meskipun juga menenangkan melihat bahwa tingkat pemalsuan di dalam SEPA lebih rendah daripada di luar, berkat standar keamanan yang lebih tinggi," kata Vitor Constancio, Wakil Presiden ECB.

Penipuan CNP terus meningkat selama beberapa tahun terakhir, dan meningkat sebesar 21 persen dari 2011 ke 2012. Penipuan ATM dan POS lebi tinggi terutama disebabkan oleh penipuan pemalsuan yang dilakukan lebih tinggi, yaitu saat kartu kloning digunakan, di luar SEPA.

Adapun dalam perspektif negara, laporan tersebut menunjukkan bahwa, pada rata-rata, kartu-kartu yang diterbitkan di Prancis, Inggris dan Luxemburg mengalami kerugian tertinggi dari penipuan karena proporsi transaksi reguler.

sumber : Antara/Xinhua
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement