REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (19/2) pagi bergerak menguat sebesar 68 poin ke posisi Rp 11.805 dibanding sebelumnya Rp 11.873 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu (19/2) mengatakan dolar AS cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah menjelang hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). "Hasil rapat FOMC akan dirilis Kamis (20/2) besok, diharapkan sentimennya positif terhadap mata uang negara berkembang," kata dia.
Ia mengemukakan bahwa hasil FOMC ditunggu karena pasar keuangan global ingin mengetahui perdebatan atau diskusi the Fed yang dalam pengambilan keputusan tapering off. "Bila Fed masih mengkhawatirkan soal tingkat inflasi yang rendah dan penurunan tingkat pengangguran yang semu, tentunya Fed tidak akan agresif melanjutkan 'tapering'-nya. Dan ini bisa mendorong dolar AS melemah," kata dia.
Dari dalam negeri, lanjut dia, serangkain data ekonomi Indonesia yang dirilis sejak awal Februari lalu juga masih membuat psikologis pelaku pasar keuangan domestik positif. "Itu masih dapat menjadi faktor baik bagi pergerakan rupiah. Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp 11.760-Rp 11.890 per dolar AS untuk hari ini," ucapnya.