Kamis 13 Feb 2014 06:35 WIB

Dana Otsus Papua Diharapkan Tepat Sasaran

  Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan IV di Cilacap, Jawa Tengah.
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan IV di Cilacap, Jawa Tengah.

JAKARTA -- Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan lelang internasional pembangunan kilang minyak yang segera dilakukan oleh pemerintah, berpotensi untuk menarik minat sejumlah investor asing.

"Kelebihan lelang internasional adalah kita bisa membandingkan yang satu dengan yang lain. Dengan adanya persaingan, kita jelas tahu mana yang wajar, mana yang tidak wajar," ujarnya di Jakarta, Rabu (12/2) malam.

Bambang, yang baru menghadiri konsultasi pasar (market consultation) terhadap 20 perusahaan migas internasional di Singapura, menambahkan investor telah meminta kepastian mengenai rencana pembangunan proyek kilang di Bontang, Kalimantan Timur ini.

"Mereka bertanya soal kesiapan lahan, karena kita menjanjikan itu, kemudian 'off taker. Mereka juga bertanya soal produk yang dihasilkan, kemudian (produk turunan) petrokimia dan apapun produk yang dihasilkan," ujarnya.

Bambang mengatakan investor yang hadir dalam forum konsultasi tersebut, justru tidak menanyakan mengenai pemberian insentif pajak atau "tax holiday", yang selama ini selalu menjadi andalan pemerintah dalam mengundang investasi.

"Mereka tidak bertanya soal insentif, karena mereka sadar kita sekarang punya panduan untuk membangun kilang. Lagipula, kalau mereka minta terlalu berat, dan ada yang minta lebih ringan, kita pasti berikan kepada yang (tawarannya) lebih ringan," katanya.

Bambang mengharapkan proyek pinggir laut yang berdiri di lahan seluas 500 hektar tersebut segera terealisasi, agar impor minyak serta produk turunannya dapat makin menurun dan menyehatkan neraca perdagangan dalam jangka panjang.

"Kalau ada (integrasi dengan) petrokimia, proyek ini akan lebih 'feasible' dibandingkan hanya kilang. Kita juga bisa mengurangi impor (produk) petrokimia, karena petrokimia saat ini menjadi salah satu sumber impor terbesar selain minyak dan barang konsumsi lainnya," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement