REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan sekuritisasi aset kredit pemilikan rumah sebesar Rp 10 triliun, atau 10 persen dari total aset BTN yakni Rp 100 triliun dalam tiga tahun ke depan.
"Dalam tiga tahun ke depan, 10 persen itu sudah bagus," kata Direktur Utama BTN Maryono dalam sebuah seminar di Jakarta, Rabu (12/2).
Maryono menuturkan, sekuritisasi aset harus dikembangkan karena dapat menjadi alternatif sumber pendaan untuk meningkatkan kapasitas bank dalam pemberian kredit baru. "Semakin besar sekuritisasi asetnya, BTN juga akan lebih stabil," ujar Maryono.
Menurut Maryono, melalui sekuritisasi aset, pihaknya juga dapat melakukan pengembangan bisnis dan peningkatan pendapatan bank melalui pendapatan jasa (fee based income). "Kami juga berharap nasabah kami dapat masuk ke consumer banking," kata Maryono.
Hingga 2013, total sekuritisasi aset BTN sendiri telah mencapai Rp 3,9 triliun. Pada 2014 ini, BTN menargetkan sekuritisasi aset sebesar Rp 1,5 triliun, meningkat dibandingkan sekuritisasi aset tahun lalu Rp 1 triliun.