Jumat 07 Feb 2014 03:31 WIB

Beras Impor Lazim Dicampur

Rep: Meiliani Fauziah/ Red: Julkifli Marbun
Beras bulir panjang kualitas premium dari Vietnam
Foto: VIN HOAN CORP
Beras bulir panjang kualitas premium dari Vietnam

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Rusman Heriawan mengatakan pedagang lazim mencampur beberapa jenis beras. Begitu berada di pasaran, akan sulit menemukan beras Vietnam yang benar-benar eksklusif.

"Kalau memang itu beras medium dan ada kondisi di mana masyarakat akan memilih beras Indonesia, makanya dicampur," katanya ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (6/2).

Ia pun berharap pos tarif impor beras segera dipisah. Usulan ini dikatakan sudah disetujui di Rapat Koordinasi Kementerian Bidang Perekonomian, Kamis (6/2).

Dahulu pos tarif ini dipisahkan dengan jelas antara medium dan premium. Dengan demikian, bea cukai bisa mengontrol pemasukan beras impor dengan lebih efektif.

Apabila terbukti melanggar, Wamentan minta para importir ditindak tegas. Pihaknya siap memasukkan importir tersebut dalam daftar hitam (black-list). "Kalau kesengajaan atas nama keuntungan harus dicabut, tapi biarlah itu Kemendag yang investigas. Setelah rekomendasi bahwa impor ini sesungguhnya bukan tidak paham tapi memang sengaja ya tentu harus masuk black list," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement