Selasa 04 Feb 2014 16:10 WIB

Victoria Syariah Tingkatkan Pembiayaan Ritel

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: Nidia Zuraya
Teller melayani nasabah di Bank Victoria Syariah, Senayan, Jakarta.
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Teller melayani nasabah di Bank Victoria Syariah, Senayan, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Victoria Syariah memiliki visi untuk menjadi bank ritel nasional. Tak heran memasuki 2014, perseroan juga memasang target peningkatan di pembiayaan Unit Usaha Kecil Menengah.

Direktur Kepatuhan Bank Victoria Syariah, Djoko Nugroho menyatakan selama 2013, aset perseroan berhasil menyentuh angka Rp 1,351 triliun naik dari sebelumnya Rp 939,47 miliar. Sementara pembiayaan berada di angka Rp 859,85 miliar dari 2012 yang hanya Rp 476,8 miliar.

Selain itu, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil terkumpul  mencapai 1,016 triliun naik pesar dari sebelumnya Rp 646,32 miliar. Sementara itu tingkat kecukupan modal berada di angka 18,28 persen dan pembiayaan bermasalah atau non performing finance (NPF) menyentuh angka 3,7 persen.

Ia mengatakan sepanjang 2013, perseroan berusaha memperkuat fondasi melalui pengembangan produk dan segmen bisnis baru. Setelah penguatan di dasar pihaknya berhasil mengejar segmen ritel hingga 22 persen. Sementara yang terbesar adalah pembiayaan  komersial sebesar 47 persen selanjutnya multifinance sebesar 25 persen.

Memasuki 2014, perseroan berusaha akan meningkatkan segmen ritel atau pembiayaan UMKM menjadi 30 persen.''Ini sesuai dengan tema kami tahun ini, yaitu kompetensi di sales retail dan peningkatan produktivitas,'' tutur Djoko kepada ROL, Selasa (4/2).

Penyaluran pembiayaan diharapkan meningkat 83 persen di 2014 menjadi Rp 1,57 triliun. Sementara itu untuk aset perseroan memasang target peningkatan 64 persen menjadi Rp 2,2 triliun. Kemudian DPK juga diharapkan meningkat 68 persen menjadi Rp 1,789 triliun.

Memasuki 2014, Victoria Syariah juga memasang peningkatan laba hingga Rp 45,8 miliar. Padahal di 2013 mereka hanya mengumpulkan laba Rp 7 miliar.

Ia mengakui laba sebesar Rp 7 miliar terbilang kecil namun itu sesuai dengan rencana bisnis bank dimana sepanjang 2013 perseroan membangun fondasi. Khususnya dalam membangun selama satu semester lebih proses penjualan dan keuangan. Baru setelah memasuki 2014, pihak dia berani meningkatkan target laba karena produknya sendiri sudah lengkap. ''Kami saat ini tak hanya fokus pada kuantitas tapi juga kualitas,'' ucap dia.

Ia juga menegaskan pihaknya berencana menambah modal sebesar Rp 50 miliar di kuartal kedua atau April 2014. Langkah ini dilakukan untuk memperkuat rasio kecukupan modal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement