REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan awal Februari 2014. Indeks ditutup melemah 32,49 poin atau 0,73 persen ke level 4.386.
Merahnya IHSG didorong oleh hasil data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan inflasi bulanan sebesar 1,07 persen. "Sentimen regional menutup katalis positif data inflasi dan neraca perdagangan," ujar Purwoko, Senin (3/2).
Data inflasi dinilai belum cukup signifikan dalam menahan aksi jual. Tercatat, asing melakukan aksi jual di pasar rguler sebesar Rp 350 miliar dengan saham yang paling banyak dijual seperti PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO).
Analis Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, pelemahan IHSG juga terkena imbas dari rilis nonmanufacturing PMI Cina yang lebih rendah dari perkiraan. "Hal ini mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi Cina," kata dia.
Laju inflasi juga mendorong depresiasi rupiah. KDB Daewoo Securities mencatat rupiah terdepresiasi ke Rp 12.240 per dolar AS. Sementara, kurs tengah BI menunjukkan rupiah terdepresiasi menjadi Rp 12.251 dari hari sebelumnya sebesar Rp 12.226 per dolar AS.