Rabu 22 Jan 2014 15:54 WIB

PLN Akan Bangun Dua PLTG Senilai Rp 2,6 Triliun

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Nidia Zuraya
Pembangkit listrik, ilustrasi
Pembangkit listrik, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– PT PLN akan membangun dua proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Aceh dan Kalimantan Tengah. Standard Chartered Bank memberi pinjaman senilai 160 juta euro atau Rp 2,6 triliun untuk pembangunan proyek tersebut.

Direktur Utama PT PLN Nur Pamudji mengatakan, pinjaman ini akan digunakan untuk membiayai dua proyek pembangkit listrik tenaga gas (PLTG), dengan menggunakan 35 mesin Wärtsilä 34SG di Aceh dan Kalimantan Tengah.

Menurut Nur, PLTG Arun berkapasitas 184 MW menggunakan 19 mesin dan berbahan bakar liquefied natural gas (LNG). PLTG Arun akan menjadi PLTG terbesar di Indonesia dan dibangun di Lhokseumawe, Aceh. Sementara itu, PLTG Bangkanai kapasitas 155 MW akan menggunakan 16 mesin dan dibangun di Bangkanai, Kalimantan Tengah.

Kedua PLTG dengan total kapasitas 339 MW diperkirakan dapat menerangi lebih dari 150 ribu rumah. Selanjutnya, selama proses pembangunan dan operasionalnya, diperkirakan akan dapat menyerap 600 tenaga kerja di kedua wilayah tersebut.

Finnvera, lembaga pembiayaan ekspor (Export Credit Agency/ECA)'yang dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah Finlandia, mengeluarkan jaminan kredit ekspor untuk fasilitas pinjaman, sementara Finnish Export Credit, anak perusahaan dari Finnvera, menyediakan pembiayaan untuk keduanya. Pembiayaan ini merupakan tonggak sejarah bagi ECA di Asia Tenggara.

“Fasilitas pinjaman ini merupakan yang pertama diberikan oleh ECA langsung ke PLN tanpa penjaminan Pemerintah. Hal ini menunjukkan kepercayaan ECA kepada PLN sekaligus mengurangi beban Pemerintah" kata dia.

PLN, kata dia, sangat berkomitmen terhadap program investasi pembangunan pembangkit listrik dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi Indonesia dan akan melanjutkan pengembangan program investasi untuk meningkatkan kapasitas dan menjaga pasokan listrik kepada para pelanggan. PLN terus mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan bahan bakar minyak untuk mengurangi biaya produksi yang pada akhirnya menurunkan subsidi.

CEO Standard Chartered Bank Indonesia Tom Aaker mengatakan, kerja sama ini menunjukkan strategi perusahaannya yang fokus kepada klien dan mendukung dalam berinvestasi di Indonesia. Pihaknya, sangat senang dapat berperan penting dalam mendukung PLN dan Wärtsilä untuk dapat membangun PLTG dan meningkatkan kapasitas daya listrik di Indonesia.

Tom menambahkan, kerja sama ini menunjukkan keberhasilan dan komitmen untuk mendukung BUMN dalam melakukan inovasi dan pertumbuhan jangka panjang.

Executive Vice President Finnvera Topi Vesteri mengatakan, kedua proyek ini sangat berarti bagi perusahaan dari Finlandia untuk dapat melakukan ekspor mesin dari negaranya. PLTG baru itu dapat mendukung pembangunan di wilayah sekitarnya. “Finnvera dan Finish Export Credit sangat senang dapat mendukung alih teknologi Wärtsilä kepada PLN,'' tambah dia.

Komitmen Finnvera, ujar Topi, selama 2013 hampir meningkat dua kali lipat dan kami berharap dapat berpartisipasi dalam beberapa proyek mendatang di Indonesia, negara yang menawarkan kesempatan bagi eksportir dari Finlandia.

Vice President, Group Treasury & Financial Services, Wartsila, Markus Pietikaine, menyampaikan, pihaknya senang dapat mendukung PLN dalam mengakses pembiayaan kredit ekspor yang sangat kompetitif, dengan menggunakan solusi pembangkit listrik dari Wärtsilä. Finnvera maupun Standard Chartered merupakan rekanan dalam bidang keuangan yang sangat penting bagi kami dan kami sangat senang dengan dukungan mereka terhadap PLN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement