Rabu 22 Jan 2014 15:04 WIB

IMF Naikkan Outlook Ekonomi Global

Rep: Friska Yolandha/ Red: Nidia Zuraya
Dana Moneter Internasional (IMF)
Foto: www.topnews.in
Dana Moneter Internasional (IMF)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) menaikkan proyeksi pertumbuhan global tahun ini. Kenaikan pertumbuhan didorong oleh percepatan ekspansi di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Ekonomi global diperkirakan akan tumbuh 3,7 persen. Perkiraan ini naik dari 3,6 persen yang dirilis IMF pada Oktober 2013.

Dalam outlook ekonomi yang dirilis di Washington, produk domestik bruto AS akan naik 2,8 persen dari 2,6 persen. Sedangkan PDB Jepang akan naik 1,7 persen dari 1,2 persen. Sementara, Inggris akan tumbuh 2,4 persen dari 1,9 persen.

"Di negara maju, kesenjangan output umumnya tetap besar dan kebijakan meneter harus tetap akomodatif," tulis laporan IMF, seperti dilansir Bloomberg, Rabu (22/1).

Bank-bank sentral AS, Jepang, dan kawasan Eropa menghadapi tingkat inflasi di bawah target. Sementara, mereka perlu melakukan akselerasi ekonomi dengan sejumlah kebijakan termasuk suku bunga acuan yang mendekati nol persen dan program pembelian obligasi.

Ekonom IMF Olivier Blanchard mengatakan, proyeksi pertumbuhan ini telah memasukkan rencana tapering off oleh bank sentral AS dan rencana kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve pada 2015. The Fed sebelumnya telah mengumumkan rencana tapering dengan mengurangi pembelian obligasi dari 85 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS.

Dari sejumlah risiko yang akan dihadapi negara maju, IMF mengutip 'inflasi yang sangat rendah' di kawasan Euro. Risiko ini akan menjadi lebih signifikan dan meningkatkan prospek inflasi yang lebih rendah untuk jangka panjang.

Meskipun memandang optimistis pada outlook negara maju, IMF menilai prospek negara berkembang tetap mengalami risiko penurunan. Hal ini disebabkan oleh volatilitas di pasar negara berkembang. "Di pasar negara berkembang permintaan eksternal yang lebih kuat dari negara maju akan mengangkat pertumbuhan, meskipun kelemahan dalam negeri tetap menjadi perhatian," tulis IMF.

Permintaan domestik di negara berkembang dinilai masih tetap lemah karena kondisi keuangan yang ketat sejak pertengahan 2013. Brasil diproyeksikan tumbuh 2,3 persen dibandingkan proyeksi Oktober sebesar 2,5 persen. Sementra prospek Rusia dipangkas menjadi dua persen.

Ekonomi terbesar kedua dunia, Cina, diperkirakan tumbuh 7,5 persen atau lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya yang hanya 7,3 persen. Sementara tahun lalu Cina tumbuh 7,7 persen.

"Pertumbuhan Cina rebound di semester kedua 2013, terutama karena akselerasi investasi," tulis pernyatan IMF. Kemajuan lebih lanjut diperlukan dalam menyeimbangkan permintaan domestik dan investasi secara efektif untuk mencapai stabilitas keuangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement