REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tidak perlu khawatir terhadap rencana Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve Bank (The Fed), terkait rencana pengurangan pembelian obligasi (tappering off).
Sebab, pelaku pasar sudah memahami perilaku The FED. Salah satunya adalah pada 2013 lalu. Oleh sebab itu, Indonesia tidak akan terkejut dan panik lagi.
Pakar Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Berly Martawardaya, menyatakan, pelaku pasar sudah tahu The Fed akan melakukan tapering off. Jadi, ketika terjadi lagi, hal itu tidak akan menyebabkan shock dan panik para pelaku pasar.
"Apalagi indonesia sudah menurunkan fiskal dan trade deficit-nya sehingga tidak akan besar dampaknya bagi Indonesia," kata Berly saat dihubungi pada Jumat malam (17/1).
Menurut dia, Pada November 2013 lalu, ketika David Ben Bernanke, Gubernur The Fed, menyatakan The Fed akan melakukan tapering off, pelaku pasar keuangan serta-merta mengalami shock dan panik.
Akibatnya, Berly melanjutkan, mereka menarik uangnya dari negara-negara berkembang, terutama yang memiliki defisit fiskal dan trade-nya yang tinggi.
Saat itu, ia menambahkan, Indonesia termasuk negara yang memiliki defisit fiskal dan trade yang tinggi sehingga banyak sekali capital outflow. Akibatnya, kurs Rupiah melemah tajam. Untuk APBN 2014, pemerintah sudah mengurangi defisit fiskal, trade deficit pun sudah berkurang juga.