Sabtu 11 Jan 2014 16:09 WIB

Perajin Yogya Bersatu Lawan Produk Cina

Rep: Yulianingsih/ Red: A.Syalaby Ichsan
Produk Cina
Foto: Republika/Yulianingsih
Produk Cina

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Produk kerajinan dari Cina yang membanjiri pasar Yogyakarta dikhawatirkan terus menggerus produk lokal. Karenanya, para pengrajin Kota Yogyakarta bersatu padu untuk terus mengampanyekan produk asli Yogyakarta. 

Sebanyak seratus perajin di Yogyakarta menggelar pameran bersama  di Klinik Konsultasi Bisnis (KKB) DIY Jalan Pekapalan No 9 Alun-alun Utara Yogyakarta, Sabtu (11/1).

Selain pameran bersama, mereka juga melakukan kampanye gerakan  100 Persen Yogya Banget. Melalui kampanye tersebut mereka menyerukan kepada konsumen di Yogyakarta untuk mencintai produk-produk kerajinan Yogyakarta.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta, Tri Kirana Muslidatun mengatakan, kegiatan tersebut akan menjadi  momentum bagi kebangkitan produk asli pengrajin Yogyakarta. 

Diakuinya, pasar Yogyakarta saat ini memang banyak dibanjiri  oleh produk Cina dengan harga cukup murah. "Meski murah tetapi kualitasnya rendah, produknya tidak tahan lama," ujarnya saat membuka gerakan 100 persen Yogya Banget tersebut.

Kampanye produk seratus perajin di Yogyakarta ini bakal digelar selama 2 bulan ke depan atau hingga 11 Maret 2014. Selain menggelar produk hasil kerajinan di KKB DIY, kampanye tersebut juga akan diisi dengan rangkaian dialog serta menjaring stakeholder pemasaran.

Menurutnya, Dekranasda Kota Yogyakarta  berkomitmen untuk memfasilitasi pemasaran hasil produk para perajin. Salah satunya gerai UMKM yang akan dibuka di Pusat Bisnis kompleks Pasar Beringharjo pada awal Februari mendatang. "Setahun sekali kami fasilitasi pameran di Malioboro Mall. Selama setahun penuh, UMKM juga diberi tempat di XT Square namun sekarang kami evaluasi karena sangat tidak laku," ujarnya.

Sementara itu Ketua Asmindo Ambar Tjahjono mengatakan, pihaknya sangat  mendukung kebangkitan para perajin Yogyakarta.. Menurutnya, ekonomi memang harus tumbuh dari wilayah. Namun perajin diminta meningkatkan kreatifitas dan pantang menyerah.

Sementara Direktur KKB DIY, Muhammad Ridwan menjelaskan, gelar produk seratus perajin yang ditampilkan ialah kuliner dan kerajinan. Ia berharap, pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk regulasi atau kebijakan. Terutama untuk mendorong masyarakat dalam menggunakan produk perajin asli Yogyakarta. 

"Misalnya setiap kali ada pertemuan, maka hidangannya dari produk warga Yogya. Begitu pula tiap hari tertentu, ada anjuran untuk gunakan batik karya perajin Yogya," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement