Jumat 10 Jan 2014 07:23 WIB

Disambangi Bos Chevron Asia Pasifik, Ini Permintaan Hatta

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Julkifli Marbun
Hatta Rajasa
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- President of Chevron Asia Pacific Exploration and Production Company at Chevron Corporation Melody Meyer, Kamis (9/1), menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa di kantor Kemenko Perekonomian.  Ditemui wartawan seusai pertemuan, Hatta menjelaskan tiga poin penting yang dibahas kedua pihak.

Pertama, Hatta menyebut Chevron berkomitmen untuk meningkatkan investasinya mulai 2014 sampai dengan 12 miliar dolar AS untuk pengembangan lapangan gas Ruby di Selat Makassar.  Tujuan investasi ini adalah meningkatkan produksi gas hingga 1.000 mmscfd.  Kedua, Chevron diminta untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan Duri, Riau.  

Ketiga, Hatta menanyakan pengembangan minyak dan gas dengan metode surfactant flood di lapangan Minas, Riau.  "Tapi itu masih dalam kerangka pilot project untuk meningkatkan produksi minyak.  Saya mengatakan kalau itu bisa dipercepat bagus, karena bisa meningkatkan produksi kita," kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.

Meskipun begitu, Hatta mengakui terdapat sejumlah kendala yang mengadang tiga keinginan perusahaan migas asal Amerika Serikat itu.  "Biasa, lambat dalam proses.  Kita di kantor Menko juga bertugas memangkas perizinan yang berbelit-belit dan ketidakpastian yang panjang.  Semua itu, governance, proses benar dan cepat berikan kepastian," papar Hatta.

Lebih lanjut, Hatta mengatakan, Chevron tidak meminta insentif tambahan demi memuluskan rencana-rencananya di tahun kuda kayu ini.  Mempercepat perizinan hingga kemudahan dalam birokrasi sudah menjadi insentif tersendiri bagi korporasi.  "Kalau kamu mau investasi, kalau lambat prosesnya, habis duitnya.  Jadi, ini PR kita," ujar Hatta.

Chevron, melalui anak usahanya yaitu PT Chevron Pacific Indonesia, adalah produsen minyak terbesar di Indonesia.  Per Januari 2013 lalu, Chevron memproduksi minyak sebanyak 327.692 barel per hari (bph) atau sekitar 39,7 persen dari total produksi minyak dan kondensat nasional sebesar 826.325 bph.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement