Kamis 09 Jan 2014 06:36 WIB

Fed Yakin Pengangguran AS Akan Berkurang

Layar TV di lantai Bursa New York, berisi pengumuman kebijakan Bank sentral AS atau The Federal Reserve (Fed) pada Rabu (18/12).
Foto: AP/Richard Drew
Layar TV di lantai Bursa New York, berisi pengumuman kebijakan Bank sentral AS atau The Federal Reserve (Fed) pada Rabu (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Federal Reserve AS yakin pengangguran akan terus menurun, sekalipun ia memotong stimulus moneter besarnya, demikian menurut risalah pertemuan kebijakan FOMC Desember yang dirilis Rabu.

"Sebagian besar anggota sepakat bahwa perbaikan kumulatif dalam kondisi pasar tenaga kerja dan kemungkinan bahwa perbaikan akan berkelanjutan mengindikasikan bahwa Komite sepantasnya bisa mulai memperlambat laju pembelian asetnya pada pertemuan tersebut," kata risalah pertemuan kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC).

"Sebagian besar telah menjadi lebih percaya diri bahwa kondisi pasar tenaga kerja akan terus membaik," kata risalah tersebut.

FOMC pada pertemuan 17-18 Desember lalu memutuskan untuk mulai memangkas stimulusnya, mengurangi pembelian aset bank sentral sebesar 10 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS per bulan mulai Januari.

Tetapi banyak peserta mengatakan The Fed "akan berjalan hati-hati" dalam mengurangi program uang longgarnya yang telah mempertahankan suku bunga jangka panjang yang rendah, mendukung pertumbuhan dan memicu kenaikan pasar saham.

Beberapa pejabat menyatakan kekhawatiran tentang kemungkinan "pengetatan yang tidak diinginkan" kondisi keuangan jika pengurangan pembelian aset disalahartikan sebagai tanda The Fed kemungkinan akan menarik dukungan kebijakan akomodatifnya lebih cepat daripada yang telah diharapkan.

Sejak pertemuan FOMC sebelumnya pada Oktober, The Fed melihat tingkat pengangguran AS jatuh dari 7,3 persen ke tingkat terendah lima tahun 7,0 persen, dan penciptaan lapangan pekerjaan yang kuat menambahkan 203.000 posisi baru bersih pada November.

Dalam melihat ekonomi AS sejak pertemuan Oktober, para pejabat Fed memutuskan bahwa didukung oleh akomodasi kebijakan yang "tepat", pertumbuhan ekonomi akan menguat dan tingkat pengangguran akan menurun ke tingkat yang dianggap konsisten dengan mandat ganda lapangan pekerjaan maksimum dan stabilitas harga.

Para anggota setuju bahwa meskipun inflasi berjalan di bawah target jangka panjang The Fed 2,0 persen, dari waktu ke waktu inflasi akan kembali ke tingkat yang didukung oleh ekspektasi inflasi yang stabil dan aktivitas ekonomi yang lebih kuat.

Para peserta menekankan perlunya untuk mempertegas bahwa laju pengurangan pembelian aset tetap bergantung pada prospek pasar kerja dan inflasi serta efektivitas dan biaya program.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement