Kamis 02 Jan 2014 17:00 WIB

Inflasi 8,38 Persen Bukti Bekerjanya Bauran Moneter-Fiskal

Rep: Elba Damhuri/ Red: Hafidz Muftisany
Inflasi, ilustrasi
Foto: Pengertian-Definisi.Blogspot.com
Inflasi, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inflasi tahunan (year on year) 2013 ternyata jauh lebih rendah dari perkiraan semula, khususnya pascakenaikan harga BBM pada 22 Juni 2013. Inflasi 2013 tercatat 8,38 persen yang meruntuhkan pesimisme banyak kalangan yang memperkirakan inflasi bisa di atas 9 persen.

Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Muslimin Anwar mengatakan, angka ini membuktikan bahwa kebijakan campuran moneter dan fiskal dapat bekerja sesuai dengan tujuannya. "Bekerja dengan baik melampaui ekspektasi banyak pihak," kata Muslimin, Kamis (2/1).

Sukses bauran kebijakan itu, jelas dia, terlihat dari kebijakan yang dilakukan secara pre-emptive maupun sebagai respons terhadap masih kencangnya permintaan domestik. Padahal, perlambatan ekonomi global masih erus berlangsung dan Indonesia masih menghadapi persoalan defisit Transaksi berjalan.

Muslimin meminta agar koordinasi antara Bank Indonesia dan pemerintah dalam upaya pengendalian inflasi perlu terus diperkuat, baik di tingkat pusat maupun daerah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat indeks harga konsumen atau inflasi sepanjang Desember 2013 tercatat 0,55 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender 2013 sebesar 8,38 persen. Demikian juga dengan inflasi tahunan (year on year) yang mencatatkan angka yang sama yaitu 8,38 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement