REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan tingkat indeks harga konsumen atawa inflasi sepanjang Desember 2013 tercatat 0,55 persen. Sehingga inflasi tahun kalender 2013 sebesar 8,38 persen. Demikian juga dengan inflasi tahunan (year on year) yang mencatatkan angka yang sama yaitu 8,38 persen.
Kepala BPS Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Kamis (2/1), menjelaskan, inflasi umumnya terjadi pada bulan terakhir tahun berjalan. Deflasi terakhir terjadi pada 2008 yakni 0,04 persen. Sedangkan dua tahun terakhir yaitu 2011 dan 2012, inflasi stabil di angka 0,57 persen dan 0,54 persen. "Artinya, ini tidak berbeda dengan tahun-tahun lalu. Pengontrolan harga oleh pemerintah menekan inflasi terjaga," kata Suryamin.
Lebih lanjut, Suryamin mengatakan, jika ditilik dari kelompok pengeluaran, andil inflasi tertinggi tetap dari kelompok makanan yaitu 0,20 persen. Kelompok bahan makanan jadi menyumbang inflasi sebesar 0,12 persen. Kemudian kelompok perumahan, air, listrik sebesar 0,1 persen; sandang 0,01 persen; dan kesehatan 0,01 persen. "Makanan jadi erat kaitannya dengan acara akhir tahun seperti Natal dan Tahun Baru 2014," ujar Suryamin.
Sementara jika ditilik dari komponennya, komponen inti memberi andil 0,27 persen terhadap inflasi Desember 2013 0,55 persen. Sedangkan komponen harga diatur pemerintah dan komponen harga bergejolak masing-masing berandil 0,10 persen dan 0,18 persen. "Harga diatur pemerintah seperti BBM, gas, LPG dan TDL mulai memperlihatkan pengaruhnya pada inflasi," kata Suryamin.