REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) meyakini banyak bank yang akan tertarik untuk mengikuti transaksi repo. Sebelumnya BI memfasilitasi delapan bank dalam Mini Master Repo Agreement (MRA) yang menjadi proyek percontohan dari transaksi repo di Indonesia. MRA diharapkan dapat memperdalam pasar keuangan di Indonesia.
Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengatakan hingga kini belum ada bank yang menyatakan keinginannya untuk mengikuti transaksi repo, tetapi ia yakin akan ada banyak yang tertarik. "Saya yakin bank lain akan join karena ini bisnis yang menjanjikan bagi trading interbank repo," ujar Perry, Kamis (2/1).
Sebanyak delapan bank telah menandatangani MRA. Delapan bank yang menandatangani Mini MRA tersebut adalah PT Bank Mandiri, Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI), PT Bank Central Asia, Tbk (BCA), PT Bank Panin, Tbk, PT Bank Bukopin, Tbk, PT Bank DKI, dan PT Bank Jabar Banten. Kedelapan bank tersebut bersepakat untuk menggunakan kontrak standar dalam transaksi repo antar bank sehingga mempermudah pelaksanaan transaksi tersebut.
Perry mengatakan transaksi repo meningkat signifikan dari sejak penandatanganan tersebut. "Ada peningkatan dari miliaran jadi triliunan. Dulunya hanya bilateral. Sekarang banyak. Volume trading-nya kan jadi panjang dan banyak," ujar dia.
Implementasi Mini MRA dilakukan untuk mendukung pendalaman pasar uang rupiah dengan cara mendorong penggunaan kontrak standar dalam transaksi repo antarbank. Kontrak standar dalam Mini MRA akan memberikan kemudahan bertransaksi sehingga pasar uang antarbank (PUAB) akan lebih dalam dan tahan terhadap gejolak sekaligus memberikan fleksibilitas bagi perbankan dalam pengelolaan likuiditas.