REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Suswono berharap penugasan Perum Bulog untuk menjaga cadangan gula nasional segera terwujud. Bulog pun diandalkan untuk menyerap tebu dari petani lokal.
"Bulog harus ditugaskan untuk menyediakan cadangan gula agar harga juga stabil," ujar Mentan saat Konfrensi Pers Refleksi 2013 dan Prospek 2014 di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Senin (30/12).
Kehadiran Bulog sekaligus mengecilkan peluang gula rafinasi rembes di pasaran. Selama menjalankan tugasnya, Bulog akan diberi izin untuk mengimpor gula rafinasi.
Tahun depan produksi pangan nasional akan dipacu pertumbuhannya. Produksi gula nasional ditargetkan tumbuh sebesar 26,19 persen setara dengan jumlah produksi 3,10 juta ton. Angka ini untuk menambal kebutuhan yang diproyeksi mencapai 2,72 juta ton. Tahun ini produksi gula hanya menyentuh 2,54 juta ton.
Kementerian Pertanian pun telah merevisi target swasembada gula sejak beberapa bulan yang lalu. Gula rafinasi dikecualikan dari target swasembada gula melihat kondisi industri makanan dan minuman yang masih membutuhkan gula rafinasi dalam jumlah banyak.
Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Republik Indonesia (APTRI) Soemitro Samadikoen mengatakan pemerintah perlu melakukan terobosan agar revitalisasi pabrik gula terwujud. Hal ini penting untuk meningkatkan nilai tambah rendemen. "Kenyataannya rendemen terus turun, padahal BUMN menargetkan rendemen 8 persen. Intruksi ini tidak dibarengi aksi yang nyata," katanya ketika dihubungi ROL, Senin (30/12).
Selain itu petani tebu juga masih dihadapkan dengan harga lelang gula yang rendah. Soemitro khawatir apabila tidak dibenahi petani tebu akan beralih menanam tanaman lain yang lebih menguntungkan.