REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Developer Singapura mencatatkan performa buruk tahun ini karena perlambatan penjualan perumahan. Bahkan, pertumbuhan properti Singapura tahun depan akan mengalami bearish alias anjlok.
Broker Chesterton Singapore Pte mengungkapkan penjualan rumah di 2014 akan turun 10 persen. Ini merupakan penurunan untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir. Hal ini terjadi setelah pemerintah negara yang menjual properti termahal setelah Hong Kong ini, melakukan sejumlah kebijakan untuk mendinginkan harga. Negara yang terletak di selatan Semenanjung Malaysia ini mulai memperkenalkan peredaman perumahan empat tahun lalu.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengintensifkan upaya ini karena harga residensial melonjak mencapai rekor. Lonjakan harga ini didorong oleh rendahnya suku bunga dan tingginya kebutuhan rumah bagi masyarakat Singapura. Developer terbesar Asia Tenggara, Capitaland, mengungkapkan, harga dan volume transaksi properti Singapura diperkirakan akan menurun hingga akhir tahun, sejalan dengan dampak beruntun akibat tekanan kebijakan pemerintah.
Advertisement