REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN) Batam baru bisa melakukan penawaran saham perdana (IPO) pada kuartal IV 2014. Jadwal itu mundur dari rencana semula kuartal I karena pertimbangan kondisi perekonomian nasional yang belum stabil tahun ini.
"Penjadwalan ulang pelaksanaan IPO tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan kualitas kinerja perusahaan sebelum terdaftar di bursa," kata M Tagor Sidjabat, direktur operasi anak perusahaan PT PLN (Persero) tersebut kepada pers di Batam, Ahad (29/12).
Menurut dia, sejauh ini perusahaan sudah melakukan sejumlah persiapan agar dapat terdaftar di bursa. Antara lain dengan menunjuk pelaksana penjamin emisi PT Bahana Sekuritas.
Selain itu, perusahaan masih menghitung besaran harga dan jumlah saham yang akan dilepas di bursa. PLN Batam berencana menggunakan dana hasil IPO itu untuk pengembangan usaha, termasuk membangun sejumlah pembangkit listrik sendiri.
Salah satunya adalah PLTG Tanjung Uncang total 190 MW yang ditargetkan beroperasi akhir 2014 dan PLTU Batam 2X100 MW pada 2015/2016.
Soal pemilihan bursa, Tagor menyebutkan bahwa perusahaan mempertimbangkan dua alternatif yakni di Bursa Efek Indonesia atau bursa Singapura.
Bursa negara jiran tersebut menjadi salah satu pilihan karena pertimbangan investor Singapura yang sudah mengenal baik wilayah Batam. "Namun prioritas tentunya tetap pasar modal nasional," katanya.